Calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo mempunyai program "1 Keluarga Miskin 1 Sarjana" dalam upaya memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan dan menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul serta memberi harapan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat pada masa mendatang.

Dalam keterangannya diterima di Situbondo, Kamis, Ganjar menceritakan bahwa dirinya bukan berasal dari keluarga kaya, sepanjang hidupnya menyaksikan orang tuanya bersusah payah mencari uang demi membiayai pendidikan anak-anak mereka, dan bahkan, demi menambah penghasilan, orang tua Ganjar sempat berjualan BBM eceran.

"Berangkat dari pengalaman saya pribadi, ketika ingin kuliah dan orang tua tidak ada biaya, dan bagaimana orang tua saya berusaha mencari biaya pendidikan untuk anak-anaknya demi masa depan yang lebih baik," ujarnya.

Ia mengaku, orang tuanya pernah terlilit utang kepada rentenir karena meminjam uang untuk membiayai kuliah anak-anaknya.

"Orangtua saya juga pernah jual bensin eceran untuk biaya kuliah anak-anaknya dan untuk bertahan hidup, dan kami ikut membantu," kata Ganjar Pranowo.

Capres Ganjar juga bercerita pernah cuti kuliah selama dua semester karena tak ada biaya. Dirinya pun lalu bekerja mengumpulkan uang untuk bisa melanjutkan kuliah. Latar belakang inilah yang mendorong pasangan calon Ganjar-Mahfud sepakat meluncurkan program "1 Keluarga Miskin 1 Sarjana".

Ganjar-Mahfud yakin program ini menjadi salah satu cara agar keluarga miskin dapat mengubah nasib, bahkan lepas dari jerat kemiskinan.

Program "1 Keluarga Miskin 1 Sarjana" merupakan perluasan akses dan kebijakan afirmatif untuk anak miskin, disabilitas atau berkebutuhan khusus, serta warga di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T), dan perbatasan.

Sementara itu, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio membeberkan bahwa program "1 keluarga 1 sarjana" pasangan calon nomor urut 03 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD tersebut bisa menjadi solusi atas impian banyak orang Indonesia dalam bidang pendidikan.

Terlebih dengan mahalnya biaya pendidikan di perguruan tinggi, yang tentu sulit terjangkau bagi keluarga miskin.

"Sekolah kan menjadi persoalan bangsa ini sudah lama. Artinya sekolah itu mahal. Jadi pemerintah harus melakukan sesuatu. Bebas belajar 9 tahun, jadi setelah itu perguruan tingginya mahal," kata Agus.

Ia juga memaparkan bahwa menjadi sarjana saat ini menjadi idaman dari banyak orang Indonesia, apalagi jika bisa kuliah minimal jadi S1.

"Sehingga program tersebut memang sudah menjadi keinginan banyak pihak," kata Agus.

Sementara itu, Peneliti Bidang Ketenagakerjaan BRIN, Triyono mengatakan pendidikan adalah jalan terang untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan sejahtera.

"Kalau bicara pendidikan, untuk memutus rantai kelas sosial. Kalau berkiblat ke negara maju, pendidikan berpengaruh meningkatkan taraf hidup, pendidikan adalah jalan terang untuk membuka pengetahuan, berkreasi sehingga nantinya bisa berwiraswasta," katanya.

Triyono menambahkan, mengenai pendidikan bukan hanya pendidikan semata, namun bagaimana menciptakan kewirausahaan yang akibatnya meningkatkan kreasi, menghadirkan pengusaha-pengusaha dan mereka menciptakan lapangan pekerjaan.

KPU RI telah menetapkan peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.
 
Setelah masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, masa tenang pada tanggal 11-13 Februari. Selang sehari, 14 Februari 2024, pemungutan suara pileg, termasuk Pemilu Anggota DPD RI, bersamaan dengan Pilpres 2024.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024