Beijing (ANTARA/AFP) - Tragedi menimpa satu operasi penyelamatan di tambang batu bara China utara pada Ahad ketika para penyelamat menemukan mayat empat buruh tambang yang terjebak setelah tambang itu runtuh, kata pemerintah. Seorang pekerja tambang masih hilang setelah insiden Jumat pagi di tambang batubara Yuanlin, Mongolia, kata pemerintah dalam satu pernyataan. Ambruknya tambang itu pada awalnya menjebak 12 pekerja, tapi tujuh lainnya diselamatkan lebih dari dua hari. Kematian itu terjadi setelah kantor berita negara Xinhua melaporkan pada Sabtu, bahwa para penyelamat telah melakukan kontak dengan lima penambang yang terperangkap dan memberikan mereka makanan serta air melalui 'jalur kehidupan' yang dibor oleh petugas penyelamat. Kecelakaan itu merupakan yang terbaru dalam satu industri yang diganggu korupsi serta bahaya keamanan. laporan-laporan sebelummnya mengatakan, tambang batu bara di China utara ambruk menyebabkan 12 buruh terperangkap, kantor berita Xinhua. Tambang di Wilayah Mongolia Dalam yang kaya batu bara itu ambruk Jumat pagi, kata pihak berwenang pertambangan regional kepada Xinhua. Musibah-musibah di tambang batu bara merupakan satu hal yang biasa terjadi di China, di mana keselamatan kerja sering diabaikan oleh para pemilik yang berusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Pada pekan lalu, setidaknya 34 pekerja tewas setelah satu ledakan di sebuah tambang di provinsi Yunnan, China barat daya, kata laporan Xinhua pada 13 November, tiga hari setelah musibah itu. Pertumbuhan ekonomi yang cepat membuat permintaan energi juga meningkat. Industri negara itu mengandalkan 70 persen kebutuhan energinya pada batu bara, menjadikan China pemakai terbesar bahan bakar fosil dunia. Tahun lalu, 2.433 orang tewas akibat kecelakaan-kecelakaan di tambang batu bara negara itu, kata statstik-statistik resmi -- rata-rata lebih dari enam pekerja setiap hari. Kelompok hak asasi buruh mengatakan jumlah korban tewas sebenarnya kemungkinan lebih banyak,sebagian karena banyak musibah yang tidak dilaporkan karena para pemilik tambang berusaha membatasi kerugian ekonomi dan untuk menghindari hukuman.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011