Bangkok (ANTARA/AFP) - Buron mantan perdana menteri Thailand Thaksin Shinawatra, Minggu, mengecilkan saran bahwa dia akan mendapatkan perlakuan khusus dari laporan pemerintah sekutunya, setelah dia diusulkan mendapatkan pengampunan. Thaksin tinggal di luar negeri untuk menghindari hukuman dua tahun penjara karena korupsi, tetapi pertemuan kabinet pekan ini melaporkan adanya rancangan pengampunan kerajaan yang dapat memungkinkan dia pulang kembali tanpa menjalani hukuman, mendorong tanggapan marah dari oposisi. Dalam sepucuk surat kepada rekan-rekannya sesama orang Thailand, yang diteruskan melalui email kepada AFP oleh pengacaranya Noppadon Pattama, Thaksin berbicara tentang "rumor" bahwa namanya akan dimasukkan dalam daftar yang diusulkan untuk grasi kerajaan bulan depan. "Pada prinsipnya saya percaya bahwa pemerintah tidak akan melakukan apa pun yang akan menguntungkan saya atau individu khusus," kata pria 62 tahun itu di dalam surat dari Dubai, di mana dia tinggal. Thaksin, yang digulingkan dalam kudeta tahun 2006, mengatakan bahwa setiap tindakan yang diambil sekarang harus "membawa rekonsiliasi nasional bagi negara kita dan untuk mengatasi krisis" di Thailand yang saat ini banjir, dan telah menewaskan lebih dari 600 orang. Laporan-laporan pengampunan itu muncul pada saat yang sulit bagi Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, yang adalah adik termuda Thaksin dan secara luas dianggap sebagai wakil politiknya, saat ia menghadapi kritik untuk penanganannya bencana banjir. Grasi kerajaan diberikan setiap tahun pada hari ulang tahun Raja Bhumibol Adulyadej pada 5 Desember. Keputusan tahun ini, yang akan perlu disetujui oleh raja, akan berlaku untuk "para narapidana yang setidaknya berumur 60 tahun dan dihukum di bawah tiga tahun penjara", katah Bangkok Post, harian berbahasa Inggris, Rabu. Yingluck, yang absen dalam rapat kabinet di mana rancangan itu diduga disetujui, tidak menyangkal laporan tersebut ketika ditanya pada konferensi pers Rabu. Tanpa menyebutkan kakaknya, dia mengatakan satu dekrit seperti itu adalah "sebuah proses yang umum". Thaksin tetap dianggap sebagai tokoh yang memecah belah di Thailand dan laporan-laporan itu telah memicu aksi jalanan baik oleh lawan-lawannya maupun sekutu-sekutunya. "Baju Merah" pendukungnya mengatakan mereka berdemonstrasi pada akhir pekan ini di kubu pertahanan mereka di wilayah timur laut untuk mendukung keputusan tersebut, sementara ratusan nasionalis dengan mengenakan "beraneka warna baju" menggelar protes terhadap pengampunan di Bangkok itu pada Jumat. Gerakan "baju kuning" anti-Thaksin yang berpengaruh di Thailand juga berencana untuk berunjuk rasa di ibu kota Bangkok pada Senin.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011