Kementerian Perhubungan segera membangun jembatan layang atau skybridge yang menghubungkan Stasiun Kereta Api Ketapang dengan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi pada tahun 2024.
Jembatan layang yang mulai dikerjakan pada Agustus 2024 nanti, berjarak sekitar 200 meter dari Stasiun Ketapang dan Pelabuhan Penyeberangan Ketapang (Banyuwangi) - Gilimanuk (Bali), dan selama ini penumpang kereta api yang akan menuju ke pelabuhan dan sebaliknya berjalan kaki.
"Dengan adanya skybridge, akses penumpang menuju dua pusat transportasi tersebut lebih mudah dan aman. Selain mempermudah akses bagi penumpang, keberadaan jembatan layang ini nantinya akan menjadi ikon baru bagi wisatai," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Jumat.
Ipuk mengemukakan telah bertemu tim dari Kementerian Perhubungan untuk membahas rencana pembangunan skybridge antara Pelabuhan Ketapang dan Stasiun Kereta Api Ketapang itu.
Dalam pertemuan itu, Bupati Ipuk menyampaikan terima kasih atas dukungan pusat pada pengembangan Banyuwangi karena pembangunan skybridge akan mempermudah konektivitas para pengguna moda kereta dan kapal feri.
"Selain mempermudah untuk pindah moda, skybridge ini bisa akan menjadi ikon baru di Banyuwangi. Apalagi, Pelabuhan Ketapang menjadi jalur utama Jawa-Bali. Kami berharap bangunannya bisa menjadi ikon yang menarik," katanya.
Ipuk berharap desain arsitektur jembatan layang mengadopsi kearifan dan budaya sebagai identitas Banyuwangi dan bisa menjadi ikon baru pariwisata.
Sementara Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Amirullah mengatakan Banyuwangi merupakan daerah yang sangat strategis karena merupakan pintu keluar masuk Pulau Jawa di wilayah timur.
"Melihat potensi ini, Kemenhub ingin memaksimalkan moda transportasi yang ada di Banyuwangi. Kebetulan di Banyuwangi moda transportasinya lengkap, darat, laut dan udara. Kali ini kami mengintegrasikan moda darat dan lautnya dengan membangun skybridge antara Stasiun Ketapang-Pelabuhan Ketapang," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Jembatan layang yang mulai dikerjakan pada Agustus 2024 nanti, berjarak sekitar 200 meter dari Stasiun Ketapang dan Pelabuhan Penyeberangan Ketapang (Banyuwangi) - Gilimanuk (Bali), dan selama ini penumpang kereta api yang akan menuju ke pelabuhan dan sebaliknya berjalan kaki.
"Dengan adanya skybridge, akses penumpang menuju dua pusat transportasi tersebut lebih mudah dan aman. Selain mempermudah akses bagi penumpang, keberadaan jembatan layang ini nantinya akan menjadi ikon baru bagi wisatai," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Jumat.
Ipuk mengemukakan telah bertemu tim dari Kementerian Perhubungan untuk membahas rencana pembangunan skybridge antara Pelabuhan Ketapang dan Stasiun Kereta Api Ketapang itu.
Dalam pertemuan itu, Bupati Ipuk menyampaikan terima kasih atas dukungan pusat pada pengembangan Banyuwangi karena pembangunan skybridge akan mempermudah konektivitas para pengguna moda kereta dan kapal feri.
"Selain mempermudah untuk pindah moda, skybridge ini bisa akan menjadi ikon baru di Banyuwangi. Apalagi, Pelabuhan Ketapang menjadi jalur utama Jawa-Bali. Kami berharap bangunannya bisa menjadi ikon yang menarik," katanya.
Ipuk berharap desain arsitektur jembatan layang mengadopsi kearifan dan budaya sebagai identitas Banyuwangi dan bisa menjadi ikon baru pariwisata.
Sementara Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Amirullah mengatakan Banyuwangi merupakan daerah yang sangat strategis karena merupakan pintu keluar masuk Pulau Jawa di wilayah timur.
"Melihat potensi ini, Kemenhub ingin memaksimalkan moda transportasi yang ada di Banyuwangi. Kebetulan di Banyuwangi moda transportasinya lengkap, darat, laut dan udara. Kali ini kami mengintegrasikan moda darat dan lautnya dengan membangun skybridge antara Stasiun Ketapang-Pelabuhan Ketapang," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024