Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Universitas Ma Chung, David Tri Setyo Wicaksono membuat inovasi tempat sampah berbasis internet of things (IOT) yang diberi nama e-bin.
Inovasi e-bin memenangkan kompetisi Ideation Startup Fest yang diselenggarakan oleh Tujubelasan Malang. Ideation Startup Fest merupakan kompetisi bagi startup di berbagai bidang, seperti agrikultur dan manufaktur untuk menghasilkan produk (jasa) inovatif yang memberikan solusi terhadap permasalahan lokal.
“Kami membuat tempat sampah e-bin, yaitu tempat sampah berbasis IOT. Tempat sampah ini bisa mengukur volume sampah yang dibuang. Kita tidak perlu setiap hari mengecek. Jika tempat sampah penuh, akan ada notifikasi melalui WhatsApp dan bisa langsung mengambilnya. Kita akan memilah dan mengolahnya kembali,” kata David di Malang, Jawa Timur, Jumat.
Proyek e-bin digarap David bersama dua orang kawannya dari Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Merdeka Malang (Unmer). Tim yang dibentuk pada September 2023 ini berkolaborasi membangun startup bernama Ecomatriks.
Mereka bersama-sama berinovasi menghasilkan produk e-bin untuk mengatasi permasalahan lingkungan, khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan sampah.
Dengan mengedepankan misi keberlanjutan dalam pengelolaan sampah dan limbah minyak jelantah, tim Ecomatriks berhasil menyediakan tiga macam produk/layanan, yakni e-bin, jasa drop off dan pickup, serta workshop.
“Selain menampung sampah plastik daur ulang dan residu, kami juga menerima minyak jelantah. Namun, untuk saat ini minyak jelantah hanya bisa disetorkan melalui tim Ecomatriks melalui drop off dan pickup,” kata David.
Proses untuk menghasilkan produk e-bin ini tidaklah mudah. Terdapat tantangan-tantangan yang dihadapi selama proses, seperti startup lain yang mengerjakan proyek serupa.
Namun, hal ini menjadi motivasi bagi mereka untuk mampu menghasilkan produk yang lebih unggul dan melampaui pesaingnya.
David dan timnya memiliki motivasi yang kuat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Melalui produk yang mereka hasilkan, diharapkan dapat membantu mengurangi permasalahan sampah.
Produk e-bin karya David dan kawan-kawannya di Ecomatriks berhasil mendapatkan konsumen dari perusahaan. Mereka mendapatkan pembelian dari Rumah Sakit Bhayangkara sebanyak 3 unit tempat sampah e-bin.
David mengaku bahwa perkuliahan di universitas sangat membantunya dalam meraih prestasi ini. “Perkuliahan di kampus sangat membantu untuk pengetahuan dasar dan konsep. Tidak hanya itu, belajar dengan komunitas di kampus juga bermanfaat dan menambah wawasan,” ujarnya.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Universitas Ma Chung, Wawan Eko Yulianto mengapresiasi prestasi yang diraih oleh David.
“Prestasi David dan timnya ini merupakan contoh ideal bagaimana anak muda bisa memberi sumbangan di masyarakat. Dia membidik salah satu persoalan terbesar abad ini, yaitu sampah, dan mengerahkan teknologi yang dia kuasai untuk berkontribusi mengatasinya," kata Wawan.
Ia mengaku Universitas Ma Chung bangga menjadi tempat yang memungkinkan David dan timnya memiliki kesadaran semacam itu.
Prestasi David dan timnya menjadi bentuk nyata dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni melalui penelitian dan pengabdian masyarakat.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Inovasi e-bin memenangkan kompetisi Ideation Startup Fest yang diselenggarakan oleh Tujubelasan Malang. Ideation Startup Fest merupakan kompetisi bagi startup di berbagai bidang, seperti agrikultur dan manufaktur untuk menghasilkan produk (jasa) inovatif yang memberikan solusi terhadap permasalahan lokal.
“Kami membuat tempat sampah e-bin, yaitu tempat sampah berbasis IOT. Tempat sampah ini bisa mengukur volume sampah yang dibuang. Kita tidak perlu setiap hari mengecek. Jika tempat sampah penuh, akan ada notifikasi melalui WhatsApp dan bisa langsung mengambilnya. Kita akan memilah dan mengolahnya kembali,” kata David di Malang, Jawa Timur, Jumat.
Proyek e-bin digarap David bersama dua orang kawannya dari Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Merdeka Malang (Unmer). Tim yang dibentuk pada September 2023 ini berkolaborasi membangun startup bernama Ecomatriks.
Mereka bersama-sama berinovasi menghasilkan produk e-bin untuk mengatasi permasalahan lingkungan, khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan sampah.
Dengan mengedepankan misi keberlanjutan dalam pengelolaan sampah dan limbah minyak jelantah, tim Ecomatriks berhasil menyediakan tiga macam produk/layanan, yakni e-bin, jasa drop off dan pickup, serta workshop.
“Selain menampung sampah plastik daur ulang dan residu, kami juga menerima minyak jelantah. Namun, untuk saat ini minyak jelantah hanya bisa disetorkan melalui tim Ecomatriks melalui drop off dan pickup,” kata David.
Proses untuk menghasilkan produk e-bin ini tidaklah mudah. Terdapat tantangan-tantangan yang dihadapi selama proses, seperti startup lain yang mengerjakan proyek serupa.
Namun, hal ini menjadi motivasi bagi mereka untuk mampu menghasilkan produk yang lebih unggul dan melampaui pesaingnya.
David dan timnya memiliki motivasi yang kuat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Melalui produk yang mereka hasilkan, diharapkan dapat membantu mengurangi permasalahan sampah.
Produk e-bin karya David dan kawan-kawannya di Ecomatriks berhasil mendapatkan konsumen dari perusahaan. Mereka mendapatkan pembelian dari Rumah Sakit Bhayangkara sebanyak 3 unit tempat sampah e-bin.
David mengaku bahwa perkuliahan di universitas sangat membantunya dalam meraih prestasi ini. “Perkuliahan di kampus sangat membantu untuk pengetahuan dasar dan konsep. Tidak hanya itu, belajar dengan komunitas di kampus juga bermanfaat dan menambah wawasan,” ujarnya.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Universitas Ma Chung, Wawan Eko Yulianto mengapresiasi prestasi yang diraih oleh David.
“Prestasi David dan timnya ini merupakan contoh ideal bagaimana anak muda bisa memberi sumbangan di masyarakat. Dia membidik salah satu persoalan terbesar abad ini, yaitu sampah, dan mengerahkan teknologi yang dia kuasai untuk berkontribusi mengatasinya," kata Wawan.
Ia mengaku Universitas Ma Chung bangga menjadi tempat yang memungkinkan David dan timnya memiliki kesadaran semacam itu.
Prestasi David dan timnya menjadi bentuk nyata dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni melalui penelitian dan pengabdian masyarakat.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024