Penggerak literasi Indonesia Naning dan Yeni Fatmawati mengajak anak muda menulis pantun yang hasilnya diterbitkan menjadi buku, kemudian diserahkan menjadi dokumen kekayaan budaya Indonesia kepada Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unesco).
 
"Langkah ini merupakan salah satu upaya kami untuk menjunjung harkat dan martabat Bangsa Indonesia ke dunia internasional. Kita tahu bahwa Bahasa Indonesia telah ditetapkan menjadi bahasa resmi Unesco pada 20 November 2023 di Paris, Prancis. Pantun adalah salah satu kekayaan budaya, yakni puisi lama Indonesia yang sudah melegenda di Nusantara ini," kata Naning Pranoto, saat yang diikuti dari Surabaya, Rabu.
 
Yeni Fatmawati yang juga seorang penyair, perupa, dan lawyer menambahkan dirinya sangat senang dengan program pembuatan pantun ini sehingga komunitas yang dirintisnya, yakni Papatong Artspace, ikut mendukung program dalam upaya pelestarian kekayaan budaya bangsa tersebut.
 
"Saya sendiri, meskipun kuliah S1 ilmu hukum, tapi kesukaan pada dunia seni tidak luntur. Sejak kecil saya memang suka beragam jenis seni, mulai sastra hingga seni rupa, dan alhamdulillah sampai sekarang masih tetap suka," kata mahasiswa magister seni rupa di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
 
Yeni bercerita bahwa dia baru datang dari Mesir dalam rangka kegiatan pameran seni rupa. Dia mengetahui bahwa di Mesir ada ribuan warga negara Indonesia, khususnya yang berstatus pelajar dan mahasiswa.
 
Sementara, Naning Pranoto yang merupakan sastrawan penulis hampir 200 judul buku menjelaskan bahwa pantun sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Unesco pada 17 Desember 2020.

Atas pengakuan terkait kekayaan budaya ini, Bangsa Indonesia tidak boleh hanya berpuas diri dan sebatas bangga.
 
Naning bersama Yeni Fatmawati yang memiliki kepedulian besar terhadap kekayaan budaya bangsa, berinisiatif untuk mengajak anak-anak muda ikut peduli melestarikan pantun, tidak sebatas hanya menjadi warisan budaya lisan. Naning dan Yeni kemudian menyelenggarakan kegiatan dengan tajuk "Program Penulisan 1.001 Pantun" (PP 1.001 P).
 
"Kami mengajak generasi untuk betul-betul bangga dengan kekayaan bangsa ini. Mereka yang kini masih remaja yang akan mengisi kehidupan dan menyambut era Indonesia Emas 2045 nanti. Karena itu mari anak-anak muda manfaatkan momentum ini untuk ikut memelihara warisan leluhur bangsa," katanya.
 
Naning dan Yeni mengaku sudah berkomunikasi dengan perwakilan Unesco di Indonesia untuk menyampaikan buku berisi 1.001 pantun tersebut dan menjadi dokumentasi Unesco. Perwakilan Unesco di Indonesia menyambut gembira program ini dan menunggu buku kumpulan pantun tersebut segera terbit.
 
Untuk mengakomodasi berbagai kalangan, Naning juga mengundang para mahasiswa, santri, pendidik, budayawan, penyair, dan sastrawan dari seluruh pelosok Nusantara maupun warga negara Indonesia yang bermukim di luar negeri untuk ikut berpartisipasi.

Agar target itu terwujud, panitia menjalin kerja sama dengan berbagai sekolah dan perguruan tinggi yang aktif berliterasi, guru/dosen, KBRI Kuala Lumpur, KBRI Belgia, Konjen Negara Bagian Victoria Australia, Konjen Hong Kong dan Buruh Migran Indonesia di Hong Kong.

Selain itu juga menjali kerja sama dengan tokoh pendidikan di Finlandia, tokoh kesenian di Amerika Serikat dan (Perhimpunan Sastrawan dan Budayawan Negara Serumpun (PSBNS) yang diketuai oleh Dr. Free Hearty alias Bundo Free.
 
Naning mengingatkan bagi mereka yang tertarik menyukseskan program yang tidak berorientasi pada keuntungan finansial ini untuk menempatkan nilai-nilai dasar dari karya pantun sebagai pegangan, yakni untuk mencerahkan. Karena itu, pantun yang dikirim tidak berisi konten negatif, apalagi menyindir atau menyerang orang lain dan pihak tertentu.
 
"Secara keilmuan, pantun itu banyak ragamnya. Untuk program ini, saya mengajak peserta untuk mengangkat kekayaan budaya lokal, mulai tuntunan nilai di daerah tinggal, kekayaan budaya, termasuk objek wisata, kuliner, legenda, dan ritual," kata pengajar penulisan kreatif di sejumlah perguruan tinggi ini.
 
Ia berharap, lewat program ini, Bahasa Indonesia terus menemukan saluran untuk menjadi bahasa internasional.
 
Sekretaris panitia Endang Sri Herminingsih menambahkan karena merupakan program nirlaba, pihaknya hanya menyediakan piagam penghargaan untuk para penulis yang karyanya dimuat.
 
Ketentuan lain bagi penulis yang akan mengirimkan karyanya adalah mencantumkan biodata singkat dan foto diri setengah badan dengan pose santai berukuran minimal 600 KB dan maksimal 1 MB. 
 
Tenggat waktu pengiriman pantun ke Sekretariat Panitia PP 1001 P pada 25 Februari 2024 pukul 24.00 WIB melalui email "rayakultura2@gmail.com".
 
Setiap peserta menulis dua pantun dan kurator akan memilih satu yang terbaik untuk dimuat dalam Antologi 1.001 Pantun Indonesia.

Pantun merupakan karya original atau asli (bukan plagiat/menjiplak karya orang lain) dan dapat dipertanggungjawabkan oleh masing-masing penulis. 
 
Sementara dewan kurator yang akan menyeleksi karya yang masuk ke panitia adalah Adri Darmaji Woko, Naning Pranoto, Kurniawan Junaedhie, Yeni Fatmawati Nenden Lilis, Nia Samsihono, Masuki M. Astro (redaktur di LKBN ANTARA/antaranews.com), dan Didien Pradoto.

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024