Sampang - Dinas Kesehatan Sampang, Madura kini melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) di wilayah Kecamatan Omben, menyusul adanya seorang balita di wilayah itu yang dinyatakan positif terserang difteri. Kepala Dinas Kesehatan Sampang Firman Pria Abadi, Kamis malam menjelaskan, pihaknya telah menerjunkan sejumlah petugas medis ke wilayah Kecamatan Omben dan memeriksa warga keluarga pasien penderita difteri. "Kami sudah melakukan profil aktif dan memberi obat-obatan pencegahan kepada para keluarga dan tetangga mereka," katanya, menjelaskan. Penyelidikan epidemiologi merupakan penyelidikan tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan faktor-faktor yangg dapat mempengaruhi penyebaran penyakit tersebut. Menurut Firman Pria Abadi, hal itu penting dilakukan mengingat difteri merupakan salah satu jenis penyakit yang tergolong berbahaya dan mudah menular melalui saluran pernafasan. Kepala Dinkes Firman Pria Abadi menjelaskan, balita yang terserang difteri itu semula akan dirujuk ke rumah sakit Sampang, setelah sempat dirawat di puskesmas setempat. "Akan tetapi, karena di Sampang ini tidak ada dokter anak, makanya petugas medis disana meminta agar dirujuk ke rumah sakit Pamekasan," ucapnya. Warga Sampang yang diketahui menderita difteri asal Kecamatan Omben ini merupakan balita bernama Fitriani (3). Ia sudah lima hari ini yang bersangkutan mendapatkan perawatan medis di RSD Pamekasan. Balita penderita difteri ini merupakan anak dari pasangan suami istri Arbiyan dan Syarofah. Menurut orang tuanya, Ny Syarofah, anaknya menderita panas sejak sepuluh hari lalu, ketika itu anaknya pernah diperiksa ke salah satu dokter spesialis di Sampang. Ternyata, kata Syarofah saat dilakukan pemeriksaan itu, anaknya dinyatakan telah positif menderita difteri dan perlu dirujuk ke rumah sakit Pamekasan. "Sabtu pekan kemarin anak kami lalu kami rujuk ke sini dan kondisi panas tubuhnya sangat tinggi," kata Syarofah di RSD Pamekasan. Indriani, penderita difteri asal Omben Sampang ini dirawat di ruang zal anak RSD Pamekasan bersama para pasien anak lainnya. Menurut dr Imam Kusnadi, perawatan Indri ini sengaja tidak diisolasi, karena di RSD Pamekasan sendiri tidak ada tempat khusus. "Sebenarnya idealnya memang di isolasi. Karena difteri ini kan masuk kategori jenis penyakit yang mudah menular melalui pernafasan," ujarnya. Akan tetapi, sambung dia, karena tidak ada tempat khusus, pihaknya terpaksa menempatkan penderita difteri Indriani tersebut bersama pasien balita lainnya. Indriani tercatat sebagai Balita penderita difteri ke-6 yang dirawat RSD Pamekasan sepanjang 2011 ini. Sementara di Sampang sendiri, warga yang tercatat oleh Dinas Kesehatan setempat menderita difteri sebanyak sembilan orang sepanjang 2011. "Jika dengan penderita baru yang kini dirujuk ke RSD Pamekasan itu, maka semuanya sebanyak 10 orang dan kebanyakan merupakan balita," tutur Firman Pria Abadi.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011