Pemerintah Kota Malang tengah berupaya untuk mengendalikan inflasi khususnya menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) dan perayaan Imlek 2024.
Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, Selasa, mengatakan bahwa kondisi inflasi di wilayahnya saat ini relatif terkendali dengan baik usai adanya langkah antisipasi yang mampu menjaga stabilitas harga komoditas penting.
"Tetapi kita tahu ada potensi, ada kecenderungan reaksi pasar dalam menghadapi perayaan besar. Ini harus diantisipasi, khususnya dalam menjaga inflasi yang sudah baik saat ini," kata Wahyu.
Wahyu menjelaskan untuk mempertahankan tingkat inflasi tersebut perlu terus dijaga dan sinergi yang telah dilakukan Pemerintah Kota Malang harus dipertahankan. Kondisi saat ini, perlu dilakukan analisa untuk mengantisipasi lonjakan inflasi.
Dalam High Level Meeting bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Wahyu melakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama Bank Indonesia dan Perum Bulog yang diharapkan mampu menciptakan sinkronisasi antara pihak otoritas dan penanganan.
Ia menambahkan, salah satu komoditas penting yang saat ini menjadi perhatian bukan lagi terkait kenaikan harga cabai, melainkan komoditas beras. Pemerintah Kota Malang telah berkomunikasi dengan Bulog terkait dengan pasokan beras.
Untuk memastikan pasokan bahan pokok penting seperti beras, daging sapi dan jagung tersebut, lanjutnya, Pemerintah Kota Malang akan mengoptimalisasi keberadaan Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes yang telah ada.
"Fokusnya nanti bukan lagi cabai, tetapi beras, daging sapi dan jagung. Kita optimalisasi beras SPHP di Kecamatan Klojen dan Blimbing. Kita juga upayakan kerja sama dengan daerah penghasil untuk mencukupi kebutuhan dan optimalisasi Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes," katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, inflasi Year on Year (YoY) dan kumulatif Kota Malang pada tercatat sebesar 2,56 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi yang sama di wilayah Jawa Timur dan Nasional yang masing-masing tercatat sebesar 2,92 persen dan 2,61 persen.
BPS Kota Malang mencatat sejumlah komoditas yang mendorong inflasi pada periode tersebut diantaranya adalah kenaikan harga beras mencapai 20,72 persen, cabai rawit 125,39 persen, rokok kretek filter 14 persen, biaya kontak rumah 2,74 persen dan angkutan udara 8,73 persen.
Sementara untuk komoditas yang menghambat inflasi antara lain adalah penurunan harga telur ayam ras sebesar 9,4 persen, bensin 0,91 persen, minyak goreng 4,28 persen, sabun cair 8,9 persen, bawang merah 6,61 persen dan daging sapi turun 1,64 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024