Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur telah menyelesaikan penelitian pada sumur bor milik warga di Desa Kadur yang sempat mengeluarkan gas dan terbakar beberapa waktu lalu.

"Berdasarkan pemberitahuan yang kami terima, air dari sumur bor milik warga di Desa Kadur, Kecamatan Kadur, Pamekasan itu, tidak beracun. Hanya memang mengandung gas," kata Penjabat (Pj) Bupati Pamekasan Masrukin di Pamekasan, Jawa Timur, Selasa.

Ia menuturkan berdasarkan pemberitahuan itu, kandungan gas dari sumur bor milik warga yang sempat menyemburkan air dengan ketinggian 14 meter dan terbakar setelah disulut dengan korek api itu mencapai 7 persen.

Sebelumnya, Kepala Bidang Geologi dan Air Tanah pada Dinas ESDM Jatim Ariful Bhuana menjelaskan semburan gas terjadi karena sumur bor tersebut pada kedalaman 141 meter menembus akuifer batu pasir kuarsa sebagai reservoir air tanah dan batu lempung sebagai lapisan impermeable pada bagian atasnya.

“Gas itu sebenarnya ukurannya sangat kecil dan nanti akan habis dengan sendirinya, tapi seberapa lama akan habis kami masih belum tau sebab masih harus ada kajian lebih lanjut,” katanya.

Ariful menambahkan, air tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai air minum dan/atau air bersih, sebab mengandung klorida dan rasanya asin.

“Diperkirakan air itu berasal dari kontak antara akuifer dan air tanah sehingga air terasa asin, dan kami telah melakukan pengambilan sampel tiga kali namun kandungan klorida tetap tinggi,” tuturnya.

Sementara, hingga kini, petugas masih belum mencabut garis polisi di sekitar sumur bor itu, guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024