Pemerintah Kota Mojokerto konsisten menunjukkan komitmen dalam upaya mewujudkan Zero New Stunting pada tahun 2024 salah satunya melalui berbagai aksi dan program dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, instansi vertikal dan warga.
"Dengan gizi yang terpenuhi sedari dini, tumbuh kembang anak akan optimal. Sehingga kita 'tancap gas' agar balita dan anak-anak Kota Mojokerto bebas dari stunting. Dengan harapan akan tercipta generasi unggul dan cemerlang di masa depan," ujar Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto Ali Kuncoro dalam keterangannya di Kota Mojokerto, Kamis.
Ia mengatakan, upaya yang dilakukan yaitu menyalurkan bantuan makanan tinggi protein hewani untuk balita stunting di masing-masing kelurahan.
"Jadi saya bersama Kadinkes, Baznas, dan Prameswari turun langsung untuk menyalurkan makanan tinggi protein hewani, seperti ayam, telur, susu, dan beras," katanya.
Selain bantuan permakanan rutin, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) juga terus berinovasi dengan memformulasikan berbagai program intervensi.
Baca juga: Sub PIN Polio di Kota Mojokerto capai 101,9 persen
"Misalnya Cegah Stunting, Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto (Canting Gulo Mojo) yakni sebuah program terintegrasi yang dilakukan dari hulu ke hilir, mulai dari remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca-salin, hingga balita dengan melibatkan lintas sektor," ucapnya.
Inovasi tersebut terbukti berkontribusi dalam menekan angka stunting dari waktu ke waktu. Berdasarkan data Elektronik Pencatatan Laporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPBGBM) angka stunting di tahun 2019 sebesar 9,04 persen turun menjadi 7,71 di tahun 2020, di tahun 2021 menjadi 4,84 persen dan 3,12 persen di 2022 dan menyisakan 2,04 persen hingga Desember 2023.
"Penerapan inovasi ini bahkan mengantarkan Kota Mojokerto sebagai Kota Terinovatif dalam Innovative Government Award (IGA) tahun 2023 yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri RI," ucapnya.
Selain itu, pemkot juga melibatkan partisipasi aktif warga dengan membentuk kader motivator dimana saat ini total 1623 kader motivator yang tersebar di setiap lingkungan warga.
Sebelumnya, para kader telah mendapatkan edukasi sehingga dapat terlibat secara rutin dalam mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), termasuk edukasi terkait stunting di sekitar tempat tinggal masing-masing.
"Untuk stunting, salah satunya kami mengajak kader motivator agar ikut mengkampanyekan menu dobel protein untuk balita stunting," kata Kepala Dinas Kesehatan P2KB dr. Farida Mariana.
Selain itu, tiap kelompok juga dibekali dengan antropometri kit agar bisa ikut memantau langsung perkembangan balita di lingkungan masing-masing.
"Sehingga kami bisa mendapat data by name by adress yang valid," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Dengan gizi yang terpenuhi sedari dini, tumbuh kembang anak akan optimal. Sehingga kita 'tancap gas' agar balita dan anak-anak Kota Mojokerto bebas dari stunting. Dengan harapan akan tercipta generasi unggul dan cemerlang di masa depan," ujar Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto Ali Kuncoro dalam keterangannya di Kota Mojokerto, Kamis.
Ia mengatakan, upaya yang dilakukan yaitu menyalurkan bantuan makanan tinggi protein hewani untuk balita stunting di masing-masing kelurahan.
"Jadi saya bersama Kadinkes, Baznas, dan Prameswari turun langsung untuk menyalurkan makanan tinggi protein hewani, seperti ayam, telur, susu, dan beras," katanya.
Selain bantuan permakanan rutin, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) juga terus berinovasi dengan memformulasikan berbagai program intervensi.
Baca juga: Sub PIN Polio di Kota Mojokerto capai 101,9 persen
"Misalnya Cegah Stunting, Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto (Canting Gulo Mojo) yakni sebuah program terintegrasi yang dilakukan dari hulu ke hilir, mulai dari remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca-salin, hingga balita dengan melibatkan lintas sektor," ucapnya.
Inovasi tersebut terbukti berkontribusi dalam menekan angka stunting dari waktu ke waktu. Berdasarkan data Elektronik Pencatatan Laporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPBGBM) angka stunting di tahun 2019 sebesar 9,04 persen turun menjadi 7,71 di tahun 2020, di tahun 2021 menjadi 4,84 persen dan 3,12 persen di 2022 dan menyisakan 2,04 persen hingga Desember 2023.
"Penerapan inovasi ini bahkan mengantarkan Kota Mojokerto sebagai Kota Terinovatif dalam Innovative Government Award (IGA) tahun 2023 yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri RI," ucapnya.
Selain itu, pemkot juga melibatkan partisipasi aktif warga dengan membentuk kader motivator dimana saat ini total 1623 kader motivator yang tersebar di setiap lingkungan warga.
Sebelumnya, para kader telah mendapatkan edukasi sehingga dapat terlibat secara rutin dalam mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), termasuk edukasi terkait stunting di sekitar tempat tinggal masing-masing.
"Untuk stunting, salah satunya kami mengajak kader motivator agar ikut mengkampanyekan menu dobel protein untuk balita stunting," kata Kepala Dinas Kesehatan P2KB dr. Farida Mariana.
Selain itu, tiap kelompok juga dibekali dengan antropometri kit agar bisa ikut memantau langsung perkembangan balita di lingkungan masing-masing.
"Sehingga kami bisa mendapat data by name by adress yang valid," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024