Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak semua komponen bangsa untuk menjaga persatuan, kerukunan, harmoni sosial, dan toleransi yang telah menjadi ciri Indonesia.
"Indonesia dikaruniai beragam suku, agama, ras, bahasa, dan budaya, di mana perbedaan menjadi sebuah keniscayaan. Namun, para pendiri bangsa kita berhasil menuangkan rumusan yang merekatkan kemajemukan ini dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila sebagai dasar negara," katanya saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Islam Malang (UNISMA), Jawa Timur, Jumat.
Dalam kuliah umum yang dilaksanakan di Auditorium Profesor KH Moh Tholhah Hasan, Gedung Bundar Al-Asy’ari UNISMA, Wakil Presiden mengatakan bahwa sudah menjadi tugas seluruh komponen bangsa untuk memastikan fondasi persatuan di atas keberagaman tetap terawat.
Ia juga mengemukakan bahwa toleransi telah menjadi ciri bangsa Indonesia yang kini dipelajari oleh sejumlah negara.
"Timur Tengah ingin belajar ke kita tentang toleransi seperti apa. Saya sangat tersanjung," katanya.
Baca juga: Ma'ruf Amin menuju Malang hadiri kuliah umum dan Halal Summit
Menurut Ma'ruf, kebinekaan semestinya merupakan anugerah, modal, dan kekayaan yang mempersatukan, bukan pemicu perpecahan.
Oleh karena itu, dia mengajak semua pihak untuk merenungkan kembali cara bangsa Indonesia memaknai perbedaan.
"Masih adanya penolakan pendirian rumah ibadah di beberapa daerah, juga kontestasi politik yang dikaitkan dengan isu agama, mengindikasikan masih ada pekerjaan rumah yang perlu dituntaskan," katanya.
Menurut dia, penyelesaian persoalan itu tidak hanya membutuhkan peran pemerintah, tetapi juga seluruh komponen masyarakat, termasuk pemuka agama, media massa, partai politik, dan institusi pendidikan.
Di samping itu, Wakil Presiden menyampaikan bahwa sebagai percontohan penerapan moderasi dalam beragama dan bela negara, UNISMA semestinya menuangkan materi pelajaran dalam beragam bahasa agar bisa dipelajari juga oleh bangsa lain yang ingin mempelajari toleransi di Indonesia.
"UNISMA sebagai kampus pelopor gerakan antiradikalisme, sekaligus kampus yang menjadi proyek percontohan Kementerian Agama dalam pengembangan moderasi beragama dan bela negara," katanya.
Dies Natalis ke-43 UNISMA tahun 2023 mengangkat tema "Quo Vadis Moderasi Beragama dalam Bingkai Merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Peradaban Dunia".
Acara itu dihadiri oleh civitas akademika UNISMA, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak dan istrinya, Arumi Bachsin, serta anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Jawa Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Indonesia dikaruniai beragam suku, agama, ras, bahasa, dan budaya, di mana perbedaan menjadi sebuah keniscayaan. Namun, para pendiri bangsa kita berhasil menuangkan rumusan yang merekatkan kemajemukan ini dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila sebagai dasar negara," katanya saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Islam Malang (UNISMA), Jawa Timur, Jumat.
Dalam kuliah umum yang dilaksanakan di Auditorium Profesor KH Moh Tholhah Hasan, Gedung Bundar Al-Asy’ari UNISMA, Wakil Presiden mengatakan bahwa sudah menjadi tugas seluruh komponen bangsa untuk memastikan fondasi persatuan di atas keberagaman tetap terawat.
Ia juga mengemukakan bahwa toleransi telah menjadi ciri bangsa Indonesia yang kini dipelajari oleh sejumlah negara.
"Timur Tengah ingin belajar ke kita tentang toleransi seperti apa. Saya sangat tersanjung," katanya.
Baca juga: Ma'ruf Amin menuju Malang hadiri kuliah umum dan Halal Summit
Menurut Ma'ruf, kebinekaan semestinya merupakan anugerah, modal, dan kekayaan yang mempersatukan, bukan pemicu perpecahan.
Oleh karena itu, dia mengajak semua pihak untuk merenungkan kembali cara bangsa Indonesia memaknai perbedaan.
"Masih adanya penolakan pendirian rumah ibadah di beberapa daerah, juga kontestasi politik yang dikaitkan dengan isu agama, mengindikasikan masih ada pekerjaan rumah yang perlu dituntaskan," katanya.
Menurut dia, penyelesaian persoalan itu tidak hanya membutuhkan peran pemerintah, tetapi juga seluruh komponen masyarakat, termasuk pemuka agama, media massa, partai politik, dan institusi pendidikan.
Di samping itu, Wakil Presiden menyampaikan bahwa sebagai percontohan penerapan moderasi dalam beragama dan bela negara, UNISMA semestinya menuangkan materi pelajaran dalam beragam bahasa agar bisa dipelajari juga oleh bangsa lain yang ingin mempelajari toleransi di Indonesia.
"UNISMA sebagai kampus pelopor gerakan antiradikalisme, sekaligus kampus yang menjadi proyek percontohan Kementerian Agama dalam pengembangan moderasi beragama dan bela negara," katanya.
Dies Natalis ke-43 UNISMA tahun 2023 mengangkat tema "Quo Vadis Moderasi Beragama dalam Bingkai Merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Peradaban Dunia".
Acara itu dihadiri oleh civitas akademika UNISMA, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak dan istrinya, Arumi Bachsin, serta anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Jawa Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024