Kompartemen Kebudayaan Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB) membangun jaringan untuk para alumni muda melalui pelatihan "writerpreneur" di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu yang dimentori oleh seorang writerpreneur Kirana Kejora.

Pada kesempatan tersebut, pelatihan yang juga berlangsung via zoom itu dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama bertajuk "Siapa pun Bisa Menjadi Writerpreneur" dan sesi kedua mengusung tema "Travel Notes".

Kedua sesi diisi oleh Kirana Kejora, alumni UB, yang tak henti mengobarkan bara api juang peserta, demi terwujudnya Brawijaya Writer's Club (BWC).

Menurut Kirana, literasi yang sebenarnya adalah bagaimana bacaan dan tulisan kita bisa berdampak positif bagi kita dan lingkungan, bahkan dunia.

"Siapa pun bisa menjadi writerpreneur. Bukan soal berapa yang beli buku kita, tetapi soal pesan kita bagaimana bisa menyebar secara luas dan bermanfaat," katanya, seraya menjelaskan paparan teknis dan taktis dalam menghasilkan karya tulis.
 
Lebih detail dan konkret, pendiri Komunitas Penulis Elang Nuswantara itu menguraikan materi travel notes atau menulis cerita perjalanan dengan gaya bertutur.
 
"Setiap perjalanan menorehkan cerita. Sayang sekali bila tidak ditulis dan diabadikan. Karena itu, dalam berbagai kesempatan perjalanan, saya selalu tulis apa yang saya lihat, dengar, dan rasakan, dengan beragam model tulisan. Agar abadi dan menginspirasi secara luas," katanya.

Dia berharap, pelatihan ini menjadi pemantik terciptanya Brawijaya Writer's Club (BWC), wadah penulis dari alumni Universitas Brawijaya. 

Setelah pelatihan, para peserta belajar dan berkarya selama tiga bulan ke depan (Januari-Maret 2024), dengan pendampingan lewat Grup WA.

Peserta akan menulis cerita fiksi berupa cerpen dan travel notes yang dibagi menjadi dua tema, yaitu cerita unik interaksi sehari-hari dan cerita perjalanan ke alam. Tulisan yang bagus akan dibukukan dengan konsep writerpreneur.

Ketua Umum IKA UB Ir. Zainal Fatah dalam sambutannya menyerukan semangat maju bersama kepada 112 peserta yang hadir via zoom meeting itu.
 
Cak Fatah, panggilan akrabnya, memberi wejangan bahwa kehadiran program-program IKA UB periode ini, harus lebih sering berupa interaktif, terutama dengan para alumni muda yang baru lulus dari kampus.

"Kita harus maju serentak. Ini penting, terkhusus bagi alumni muda yang membutuhkan 'network'. Karena itu, seniornya harus ambil bagian membuka diri dan menghubungkan alumni muda untuk berkarir optimal," katanya.

Terlebih di tengah transformasi cepat perkembangan teknologi informasi ke jenis digital, para alumni harus sigap menangkap perubahan. Era teknologi ini juga menjadi peluang untuk mengembangkan kreativitas dan efektivitas pekerjaan.

"Kita perlu memanfaatkan sebaik mungkin, momen ini. Satu contoh konkret melalui pelatihan ini, kita dapat bertemu secara daring. Harapannya akan menghasilkan suatu karya bersama yang berdampak bagi universitas, alumni, dan masyarakat secara luas," katanya.

Sementara itu, Ketua Kompartemen Kebudayaan IKA UB Redy Eko Prastyoa, juga selaras menyatakan bahwa kompartemen ini merupakan pertama kali ada di IKA UB. Karena itu, hal ini menjadi langkah penting untuk menekankan kerja-kerja kebudayaan dalam semua lini disiplin ilmu alumni UB. 

"Aspek estetika, intuisi, kepekaan dalam membangun peradaban dapat tersampaikan dengan harmonis melalui pondasi kebudayaan," kata pemusik asal Besuki, Situbondo ini.

Bahasa (kepenulisan) merupakan bagian penting dari kebudayaan suatu bangsa. Sebab itu, membangun peradaban tidak bisa dilepaskan dari aktivitas literasi-menulis. Semangat inilah yang ditangkap oleh Kompartemen Kebudayaan IKA UB sebagai penyelenggara kegiatan ini.

Redy berharap pelatihan writerpreneur IKA UB ini dapat melahirkan penulis-penulis yang mempunyai semangat memperbaiki literasi negeri.

Penulis-penulis pejuang menaikkan kearifan Indonesia yang tak ada habisnya dengan kemasan seksi, popular dan kekinian.

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024