Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Cabang Tulungagung, Jawa Timur, mengajukan penambahan 2.000 ton beras impor dari Vietnam untuk menambah cadangan pangan di wilayah kerjanya, yang meliputi tiga kabupaten dan satu satu kota, hingga triwulan pertama 2024.
"Cadangan beras kita (Bulog) saat ini ada sekitar 2 ribu ton. Rencananya akan datang lagi 2 ribu ton beras impor dari Vietnam, dari luar negeri untuk menambah sediaan bahan pangan di Tulungagung dan sekitarnya," kata Wakil Pimpinan Bulog Kantor Cabang Tulungagung, Dwi Cahyo di Tulungagung, Selasa.
Permintaan beras impor itu diajukan ke Perum Bulog Kantor Wilayah Jatim, untuk dilakukan pengadaan impor beras guna mencukupi cadangan beras di daerah.
Menurut Dwi Cahyo, kebijakan impor terpaksa dilakukan karena harga gabah petani sudah melambung tinggi, saat ini mencapai Rp7 ribu per kilogram, sehingga melampaui HPP (harga pokok pembelian) bulog untuk gabah kering panen sebesar Rp5 ribu per kilogram.
Sebenarnya Bulog Tulungagung memiliki stok beras sekitar 2 ribu ton sisa hasil serapan selama kurun 2023.
Namun volume cadangan itu diperkirakan hanya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan bantuan pangan dan penyediaan beras SPHP (stabilitas pasokan harga pangan) selama satu bulan di awal 2024.
"Untuk itu kami merasa perlu untuk mendatangkan beras dari luar negeri karena serapan gabah dari petani saat ini sudah terlalu tinggi, tidak mungkin kami jangkau dengan harga pembelian Bulog," katanya.
Bulog Kantor Cabang Tulungagung menaungi empat wilayah, terdiri dari tiga kabupaten dan satu kotamadya, yakni Kabupaten Tulungagung, Trenggalek, Kabupaten Blitar, dan Kota Blitar.
Bulog Tulungagung sudah mulai mendatangkan beras impor sejak September 2023, terhitung mulai merangkaknya harga pembelian gabah kering panen (GKP) petani pada periode itu hingga melampaui HPP Bulog yang dipatok Rp5 ribu per kilogram untuk kategori GKP di tingkat petani dan Rp5. 100 per kilogram untuk GKP di penggilingan, sesuai ketentuan pemerintah.
"Total beras impor yang sudah kami datangkan guna menambah cadangan beras untuk memenuhi sediaan bantuan pangan dan beras SPHP untuk operasi pasar selama ini (sejak September 2023) mencapai 7 ribuan ton. Kami ajukan lagi untuk memenuhi cadangan kita di 2024," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Cadangan beras kita (Bulog) saat ini ada sekitar 2 ribu ton. Rencananya akan datang lagi 2 ribu ton beras impor dari Vietnam, dari luar negeri untuk menambah sediaan bahan pangan di Tulungagung dan sekitarnya," kata Wakil Pimpinan Bulog Kantor Cabang Tulungagung, Dwi Cahyo di Tulungagung, Selasa.
Permintaan beras impor itu diajukan ke Perum Bulog Kantor Wilayah Jatim, untuk dilakukan pengadaan impor beras guna mencukupi cadangan beras di daerah.
Menurut Dwi Cahyo, kebijakan impor terpaksa dilakukan karena harga gabah petani sudah melambung tinggi, saat ini mencapai Rp7 ribu per kilogram, sehingga melampaui HPP (harga pokok pembelian) bulog untuk gabah kering panen sebesar Rp5 ribu per kilogram.
Sebenarnya Bulog Tulungagung memiliki stok beras sekitar 2 ribu ton sisa hasil serapan selama kurun 2023.
Namun volume cadangan itu diperkirakan hanya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan bantuan pangan dan penyediaan beras SPHP (stabilitas pasokan harga pangan) selama satu bulan di awal 2024.
"Untuk itu kami merasa perlu untuk mendatangkan beras dari luar negeri karena serapan gabah dari petani saat ini sudah terlalu tinggi, tidak mungkin kami jangkau dengan harga pembelian Bulog," katanya.
Bulog Kantor Cabang Tulungagung menaungi empat wilayah, terdiri dari tiga kabupaten dan satu kotamadya, yakni Kabupaten Tulungagung, Trenggalek, Kabupaten Blitar, dan Kota Blitar.
Bulog Tulungagung sudah mulai mendatangkan beras impor sejak September 2023, terhitung mulai merangkaknya harga pembelian gabah kering panen (GKP) petani pada periode itu hingga melampaui HPP Bulog yang dipatok Rp5 ribu per kilogram untuk kategori GKP di tingkat petani dan Rp5. 100 per kilogram untuk GKP di penggilingan, sesuai ketentuan pemerintah.
"Total beras impor yang sudah kami datangkan guna menambah cadangan beras untuk memenuhi sediaan bantuan pangan dan beras SPHP untuk operasi pasar selama ini (sejak September 2023) mencapai 7 ribuan ton. Kami ajukan lagi untuk memenuhi cadangan kita di 2024," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023