Surabaya - Sebanyak enam mahasiswa Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya, Jumat, menerima beasiswa unggulan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang digunakan studi "double degree" di "Raja Mangala University of Technology Thanyaburi" (RMUTT) Thailand. "Itu semacam sertifikat atas beasiswa yang mereka terima," kata Koordinator Beasiswa Unggulan BPKLN (Biro Perencanaan Kerja Sama Luar Negeri) Kemendikbud, Dr Abe Susanto MSc, saat menyerahkan sertifikat untuk beasiswa yang sudah diterima keenam itu. Di sela-sela penyerahan beasiswa unggulan yang dirangkai dengan "Lokakarya Pancasila" yang dihadiri mahasiswa dan pelajar SMA dari Surabaya dan sekitarnya itu, ia menjelaskan beasiswa unggulan itu bermanfaat untuk mahasiswa agar mereka tahu bahwa Surabaya itu tidak jauh berbeda dengan negara-negara ASEAN. "Keuntungan lainnya, mahasiswa akan mendapatkan dua gelar (double degree), sehingga mereka bisa bekerja di luar negeri, apalagi kami tidak mengenakan ikatan kerja, apakah mereka bekerja di Thailand atau di Indonesia tidak ada masalah, karena mahasiswa Indonesia memang harus bisa lintas negara," paparnya. Ke-enam mahasiswa Ubhara yang berprestasi adalah Eka Fibri Ariani (Manajemen), Fergyn Zuliatus (Manajemen), Dwi Yanuar Satria (Teknik Sipil), Bayu Panca Hadi Saputra (Teknik Sipil), Hendro (Teknik Elektro), dan Rohmad Basuki (Teknik Elektro). "Ke depan, saya minta Ubhara tidak hanya bangga bekerja sama dengan universitas di Thailand, tapi juga dikembangkan ke Singapura, Vietnam, dan sebagainya," katanya, sambil menoleh ke arah Rektor Ubhara, Brigjen Pol (Purn) Suharto. Tidak hanya itu, katanya, Ubhara juga harus siap menerima program unggulan lainnya yakni "University Mobility for Internasionality Development" untuk menerima mahasiswa dari Thailand yang mau kuliah di Ubhara. "Tentu, Ubhara harus menyiapkan sumber daya manusia, terutama dosen," tuturnya. Menurut dia, program yang sama dengan Ubhara juga ditawarkan BPKLN Kemendikbud kepada "putra-putra bangsa" di NTT untuk 80 mahasiswa dan di Maluku untuk 40 mahasiswa. "Nantinya, mereka juga akan kami seleksi dan jika lulus akan dijadikan mahasiswa 'double degree' dengan universitas di Prancis," ujarnya. Secara terpisah, mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Ubhara, Dwi Yanuar Satria, mengaku dirinya bersama lima mahasiswa Ubhara telah menyelesaikan program "double degree" di RMUTT Thailand pada 7 Oktober 2010 hingga 29 Juli 2011. "Di sana, kami seperti kuliah biasa, tapi setiap hari selalu ada tugas, baik tugas kelas maupun tugas di rumah. Bedanya, pemerintah Thailand memberikan dukungan penuh untuk dunia pendidikan, sehingga laboratorium lengkap dan karya ilmiah juga diberi dukungan dana," ucapnya. Namun, katanya, mahasiswa Indonesia dari segi kualitas sebenarnya tidak kalah dengan mahasiswa Thailand, tapi mahasiswa RMUTT didukung sarana yang lengkap dan moderen. "Tapi, saya beruntung bisa kuliah di RMUTT Thailand, karena pengalaman bertambah dan saya mampu menggunakan alat yang moderen, apalagi mahasiswa dan dosen di sana cukup disiplin, ramah, dan sangat 'wellcome' terhadap mahasiswa Indonesia," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011