Mekkah - Seluruh jamaah calon haji Indonesia, Jumat pukul 08.00 waktu Arab Saudi (WAS) atau 12.00 WIB secara bertahap mulai bergerak menuju Padang Arafah untuk melakukan wukuf, bersama jutaan umat Muslim dari belahan dunia. "Jamaah Indonesia mulai diberangkatkan menuju Arafah terbagi dalam tiga gelombang dengan menggunakan bus," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Bahrul Hayat di Mekah, Jumat. Sesuai data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama sebanyak 222.560 calon haji sudah berada di Arab Saudi untuk menjalankan ibadah haji. Dari jumlah sebesar itu sebanyak 202.343 orang merupakan jamaah haji reguler dan 20.217 orang merupakan haji khusus atau dulu disebut ONH plus. Jamaah yang paling banyak sebesar 202.343 orang berasal dari embarkasi SUB (Surabaya) 40.875 orang, disusul embarkasi JKS (Jawa Barat) 37.878 orang, serta embarkasi SOC (Solo) 33.733 orang. Sementara embarkasi yang paling banyak kelompok terbang (kloter) adalah embarkasi SUB sebanyak 92 penerbangan, disusul embarkasi SOC sebesar 91 penerbangan serta embarkasi JKS sebesar 85 penerbangan. Menurut Sekjen Bahrul, jamaah akan diberangkatkan menjadi tiga gelombang, yaitu gelombang pertama pukul 08.00-11.00 WAS, gelombang kedua pukul 13.00-16.00 WAS dan gelombang ketiga pukul 16.00-19.00 WAS. Untuk keberangkatan jamaah menuju Arafah, jamaah akan dikomando oleh ketua pondokan dan ketua kelompok terbang (kloter), sehingga jamaah tidak perlu buru-buru berangkat atau naik bis. "Jadwal keberangkatan setiap pondokan dan kloter sudah kita persiapkan dan jamaah tidak perlu khawatir akan tertinggal," katanya. Dia juga mengimbau para jamaah untuk bisa mematuhi jadwal keberangkatan yang telah ditetapkan untuk kelancaran perjalanan menuju Arafah. Bahrul mengatakan juga untuk jamaah yang dalam kondisi sakit dan diopname di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI), mereka juga tetap akan diberangkatkan ke Arafah menggunakan ambulans atau disafari wukufkan. Pemerintah, tegas Bahrul, tetap berkewajiban untuk memberangkatkan jamaah sakit ke Arafah walaupun kepergian mereka menggunakan ambulans, tapi tidak menginap di Arafah seperti hal jamaah yang sehat. "Kita periksa catatan medisnya dan kalau memang jamaah sakit tidak bisa berangkat menggunakan bis atau jalan kaki, maka akan menggunakan ambulans menuju Arafah," kata Bahrul. Dengan berkoordinasi di pemondokan serta pemeriksaan catatan medis jamaah yang sakit maka saat wukuf atau puncak haji diharapkan tidak ada seorang pun jamaah haji yang tertinggal dipondokan dan rumah sakit. Bahrul mengatakan pula, ketua kloter, ketua rombongan, dan ketua regu telah diminta dan diingatkan kembali kepada jamaahnya untuk berniat haji pada saat berihram dari pondokan sebelum berangkat ke Armina.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011