Badan SAR Nasional melatih Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sampang guna meningkatkan kapasitas keterampilan mereka membantu penanganan korban bencana.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pemkab Sampang Fajar Arif di Sampang, Jawa Timur, Kamis, Kabupaten Sampang termasuk salah satu kabupaten di Pulau Madura yang rawan terjadi bencana, seperti banjir dan tanah longsor, termasuk sejumlah kejadian insidentil lainnya.

"Karena itu, kapasitas keterampilan petugas penanganan bencana yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat BPBD Pemkab Sampang perlu ditingkatkan," kata Fajar.

Ia menjelaskan, pada pelatihan yang menghadirkan narasumber dari Perwakilan Basarnas di Unit Siaga SAR Sumenep itu, ditekankan pada teori dan praktik dan fokus pada penyelamatan di ruang sempit dan terbatas.

"Kenapa kami fokus pada kejadian ini?, karena di Sampang pernah terjadi kecelakaan seperti itu," katanya.

Baca juga: Basarnas cari nelayan hilang di Perairan Sampang

Arif menuturkan, pada suatu ketika, ada warga Sampang yang jatuh ke dalam sumur di kedalaman 20 meter lebih. Kala itu, petugas dari BPBD Pemkab Sampang kesulitan untuk melakukan evakuasi, karena belum ada di antara anggota TRC yang memiliki keahlian dalam menyelamatkan korban di ruang sempit.

"Akhirnya kami terpaksa meminta bantuan institusi lain, yakni Brimob Polda Jatim yang ada bermarkas di Pamekasan," katanya.

Akibatnya, penanganan pada korban kecelakaan lambat, sehingga berpotensi berpengaruh pada kondisi korban.

"Artinya, jika korban yang jatuh ketika itu misalnya masih hidup, maka karena pertolongan dari tim lama, maka bisa meninggal," ucap Arif.

Karena itu, sambung dia, pihaknya memandang perlu untuk meningkatkan kapasitas keterampilan tim dalam memberikan pertolongan kepada korban bencana.

"Dasar pemikiran ini yang menjadi acuan kami mengapa menggelar pelatihan dengan mendatangkan tim pelatih perwakilan Basarnas di Unit SAR Sumenep ini," katanya.

Sementara itu, Koordinator Unit Siaga SAR Sumenep Nanang Pujo Prasetyo menjelaskan, pola penyelamatan di ruang terbatas dan sempit memang membutuhkan keahlian khusus dan harus dilakukan oleh tim terlatih.

"Sebab, jika tidak, tim bukan lagi memberikan pertolongan, akan tetapi bisa berpotensi menambah korban baru," katanya.

Pelatihan yang diberikan oleh perwakilan Basarnas kepada TRC BPBD Pemkab Sampang yang digelar dalam dua hari terakhir ini meliputi teknik penyelamatan efektif.

Para peserta yang berjumlah sebanyak 10 orang itu diarahkan untuk tentang cara menyelamatkan korban, dimulai dengan melakukan identifikasi awal ruang terbatas khususnya sumur, hingga teknis evaluasi dari dalam sumur keluar ke tempat yang aman.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023