Kediri - Peternak lele sistem keramba di aliran Sungai Brantas di Desa Jongbiru, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, membutukan bantuan modal untuk mengembangkan usahanya. "Usaha ini cukup menjanjikan. Jika air Sungai Brantas cuku, dalam waktu tiga bulan, kami sudah bisa panen. Tapi, karena modal, kami belum bisa maksimal," kata Dewi, peternak ikan lele di keramba ditemui usai panen, Senin. Budidaya lele sistem keramba merupakan program pemerintah daerah setempat sebagai upaya mengurangi aktivitas penambangan pasir di Sungai Brantas. Mereka diberikan modal untuk membuat usaha, dengan harapan ikut menjaga lingkungan, mengingat kondisi bantaran sungai saat ini sudah banyak yang rusak akibat meraknya penambangan. Terkait hal itu, Kepala Urusan Kesejahteraan Desa Jongbiru, Abdurrohman, mengatakan pemerintah desa berencana mengajukan program kredit ikan kepada pemda setempat. Apalagi, animo masyarakat untuk menekuni usaha ini cukup besar. "Ternak ikan dengan sistem keramba ini cukup menjanjikan, utama untuk mengatasi peralihan usaha dari penambangan pasir," katanya. Ia memperkirakan, dalam 2-3 tahun ke depan pencarian pasir di Sungai Brantas akan bertambah sulit. Karena itu, dengan alih profesi ini, para penambang pasir bisa tetap menghidupi keluarga tanpa harus mencari pasir di sungai. Ia mengatakan, saat ini sudah ada 31 petani lele sistem keramba di bantaran Sungai Brantas di Desa Jongbiru, Kecamatan Gampengrejo. Dari jumlah itu, 14 di antaranya adalah mantan penanmbang pasir. Awalnya hanya ada satu keramba berisi sekitar 1.000 bibit ikan lele dan mampu menghasilkan 1,19 kuintal ikan. Pada panen kedua, dari jumlah ikan yang sama, mampu menghasilkan ikan hingga 1,1 kuintal. Menurut dia, ikan yang dibudidaya di keramba dengan di kolam cukup ada perbedaan. Jika di keramba daging ikan lebih padat dan kenyal, sementara yang di kolam cenderung berair, karena air tidak mengalir. Ia berharap, rencana pemerintah desa untuk mengajukan bantuan modal untuk membantu para peternak lele dikabulkan sehingga menyejahterakan masyarakat. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011