Ribuan umat Islam di Kabupaten Pamekasan menggelar aksi damai di Monumen Arek Lancor untuk menyerukan perdamaian di Palestina yang hingga kini telah menewaskan ribuan orang akibat konflik antara militan Hamas dan Israel.
Massa datang dari berbagai kecamatan, pondok pesantren, mahasiswa, dan pegawai di Kantor Pemkab Pamekasan dan kantor kementerian agama (kemenag) setempat, serta dosen dari berbagai perguruan tinggi di daerah setempat.
"Perang tidak akan menyelesaikan masalah karena faktanya hingga saat ini sudah banyak anak-anak dan kaum perempuan dari kalangan warga sipil yang menjadi korban," kata dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura Muhammad Khairul Umam yang juga ikut berunjuk rasa menyerukan perdamaian di Palestina itu, Jumat.
Oleh karena itu, pihaknya ikut turun jalan untuk menyerukan perdamaian agar perang di Palestina segera berakhir
Massa datang ke area Monumen Arek Lancor Pamekasan dengan mengendarai kendaraan bermotor. Bendera Palestina terlihat dominan, bahkan sebagian aparatur sipil negara (ASN) dari Pemkab Pamekasan dan Kemenag Pamekasan juga mengenakan selendang berbendera Palestina.
Sejumlah pimpinan pondok pesantren menggelar orasi secara bergantian.
"Palestina merupakan tanah kelahiran para nabi, karena itu, perdamaian di tanah Palestina harus kita suarakan. Saat ini sudah banyak jatuh korban, terutama kaum perempuan dan anak-anak," kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hamidy Loba Abbas Katandur dalam orasinya.
Selain menyampaikan seruan damai atas konflik antara Israel dan militan Hamas di Palestina, massa juga menyuarakan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera mengakui kemerdekaan Palestina.
Massa aksi juga melakukan penggalangan dana untuk warga korban perang dari kalangan warga sipil di Palestina yang jalur Gaza dan Tepi Barat.
Israel menyerang Gaza sebagai tanggapan atas serangan lintas perbatasan Hamas di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang dan menyandera sekitar 240 orang, menurut penghitungan Israel.
Pejabat Palestina pada hari Rabu (8/11) menyebutkan 10.569 orang meninggal dunia, 40 persen di antaranya adalah anak-anak. Sementara itu, Israel mengatakan 33 tentaranya tewas.
"Kalau perang kedua belah pihak tetap berlangsung, jumlah korban akan terus bertambah. Oleh karena itu, kami menyerukan kepada ASN di lingkungan Kemenag Pamekasan untuk ikut bersama warga menyuarakan perdamaian atas konflik kemanusiaan yang terjadi di Israel," kata Kepala Kantor Kemenag Pamekasan Mawardi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Massa datang dari berbagai kecamatan, pondok pesantren, mahasiswa, dan pegawai di Kantor Pemkab Pamekasan dan kantor kementerian agama (kemenag) setempat, serta dosen dari berbagai perguruan tinggi di daerah setempat.
"Perang tidak akan menyelesaikan masalah karena faktanya hingga saat ini sudah banyak anak-anak dan kaum perempuan dari kalangan warga sipil yang menjadi korban," kata dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura Muhammad Khairul Umam yang juga ikut berunjuk rasa menyerukan perdamaian di Palestina itu, Jumat.
Oleh karena itu, pihaknya ikut turun jalan untuk menyerukan perdamaian agar perang di Palestina segera berakhir
Massa datang ke area Monumen Arek Lancor Pamekasan dengan mengendarai kendaraan bermotor. Bendera Palestina terlihat dominan, bahkan sebagian aparatur sipil negara (ASN) dari Pemkab Pamekasan dan Kemenag Pamekasan juga mengenakan selendang berbendera Palestina.
Sejumlah pimpinan pondok pesantren menggelar orasi secara bergantian.
"Palestina merupakan tanah kelahiran para nabi, karena itu, perdamaian di tanah Palestina harus kita suarakan. Saat ini sudah banyak jatuh korban, terutama kaum perempuan dan anak-anak," kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hamidy Loba Abbas Katandur dalam orasinya.
Selain menyampaikan seruan damai atas konflik antara Israel dan militan Hamas di Palestina, massa juga menyuarakan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera mengakui kemerdekaan Palestina.
Massa aksi juga melakukan penggalangan dana untuk warga korban perang dari kalangan warga sipil di Palestina yang jalur Gaza dan Tepi Barat.
Israel menyerang Gaza sebagai tanggapan atas serangan lintas perbatasan Hamas di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang dan menyandera sekitar 240 orang, menurut penghitungan Israel.
Pejabat Palestina pada hari Rabu (8/11) menyebutkan 10.569 orang meninggal dunia, 40 persen di antaranya adalah anak-anak. Sementara itu, Israel mengatakan 33 tentaranya tewas.
"Kalau perang kedua belah pihak tetap berlangsung, jumlah korban akan terus bertambah. Oleh karena itu, kami menyerukan kepada ASN di lingkungan Kemenag Pamekasan untuk ikut bersama warga menyuarakan perdamaian atas konflik kemanusiaan yang terjadi di Israel," kata Kepala Kantor Kemenag Pamekasan Mawardi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023