Pemerintah Kota Batu menyatakan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu, angka kemiskinan di wilayah Kota Batu, Jawa Timur, pada Maret 2023 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,48 poin menjadi 3,31 persen.
Penjabat (Pj) Wali Kota Batu Aries Agung Paewai di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis mengatakan bahwa, angka kemiskinan di Kota Batu yang pada tahun sebelumnya tercatat sebesar 3,79 persen menjadi 3,31 persen tersebut merupakan yang terendah di wilayah Jawa Timur.
"Soal kemiskinan, saat ini Kota Batu berhasil jadi daerah dengan angka kemiskinan terendah di Jawa Timur," kata Aries.
Aries menjelaskan, dengan angka kemiskinan sebesar 3,31 persen tersebut, maka ada sebanyak 7,1 ribu masyarakat di wilayah tersebut yang masuk dalam kategori miskin. Garis kemiskinan di Kota Batu, tercatat sebesar Rp613.985 per kapita per bulan.
Menurutnya, penurunan angka kemiskinan di Kota Batu tersebut, sejalan dengan penguatan perekonomian daerah yang ditopang oleh sejumlah sektor seperti pertanian, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan pariwisata.
Sementara untuk tingkat pengangguran di Kota Batu, lanjutnya, juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 8,43 persen menjadi 4,25 persen. Data-data tersebut, menunjukkan bahwa pemulihan kinerja ekonomi Kota Batu berjalan dengan baik.
"Penurunan angka kemiskinan dan pengangguran, sejalan dengan terus menguatnya kondisi ekonomi daerah yang ditopang sektor pertanian, UMKM dan utamanya sektor pariwisata. Dengan didukung kondisi inflasi yang semakin terkendali," katanya.
Ia menambahkan, sektor pariwisata yang selama ini menjadi daya tarik unggulan bagi wisatawan dan hotel-hotel yang ada di Kota Batu, telah mengalami peningkatan okupansi. Sehingga banyak menyerap tenaga kerja yang ada di Kota Batu.
Jika dilihat ke belakang, lanjutnya, angka pengangguran pada 2022 yang mencapai 8,43 persen tersebut, disebabkan adanya peralihan tenaga kerja, yang sebelumnya berada pada sektor pariwisata yang kemudian terdampak pandemi COVID-19.
"Mereka yang dulu sebelum pandemi bekerja di sektor pariwisata. Kemudian saat terjadi pandemi mereka berhenti bekerja, lalu berpindah ke sektor pertanian," katanya.
Kemudian ketika sektor pariwisata mulai pulih, menurutnya, banyak tenaga kerja yang dapat bekerja kembali pada sektor pariwisata maupun sektor turunannya, meskipun belum sepenuhnya pulih pada level sebelum terjadi pandemi COVID-19.
Sementara itu, untuk kondisi kemiskinan di Kota Batu, Aries menjelaskan, permasalahan tersebut bisa dikendalikan karena tingkat inflasi yang terjaga. Selain itu, juga dipengaruhi kondisi perekonomian yang mulai pulih dan intervensi kebijakan pemerintah.
"Melalui cara itu, hasilnya sangat berdampak pada meningkatnya kemampuan daya beli dan terbukanya lapangan berusaha masyarakat. Sehingga angka kemiskinan di Kota Batu dapat ditekan pada level yang minimal," bebernya.
Untuk menjaga dan meningkatkan tren positif itu, ke depan Pemkot Batu akan terus berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi melalui sektor-sektor yang menjadi unggulan.
"Yakni sektor UMKM, pariwisata dan pertanian. Kemudian juga menciptakan kesempatan kerja yang luas. Serta menjaga stabilitas inflasi, sehingga dapat mengakselerasi penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran hingga ke level minimal," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023