Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur menyiagakan sebanyak 14 rumah pompa untuk membantu mengatasi genangan air saat musim hujan di kabupaten setempat.
 
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor di Sidoarjo, Senin mengatakan BMKG memprediksi awal musim hujan di wilayah Jawa Timur terjadi pada pekan ketiga bulan November dan puncak hujan terjadi pada bulan Februari tahun depan.
 
"Kami menyiagakan belasan rumah pompa," ujarnya.
 
Ia mengatakan, upaya lainnya yang dilakukan yaitu normalisasi sungai-sungai yang mengalami penyempitan dan pendangkalan juga terus dilakukan.
 
"Selain itu, Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air juga membersihkan sampah maupun tumbuhan liar yang menutupi aliran sungai serta melakukan pengerukan sedimentasi sungai," ujarnya.
 
Ia menyampaikan Kabupaten Sidoarjo sebagai Kota Delta memiliki banyak sungai yakni ada 48 sungai besar dimana di musim kemarau saat ini banyak ditumbuhi tanaman liar serta sampah.
 
"Menghadapi musim hujan yang akan datang, salah satu upaya kami adalah mencegah banjir dengan mengoptimalkan fungsi saluran dan sungai," ucapnya.
 
Bupati yang akrab dipanggil Gus Muhdlor itu mengatakan saat ini pengerjaan normalisasi sungai dan pembersihan sungai dari sumbatan sampah maupun tumbuhan liar sedang berlangsung.
 
Seperti pada Sungai Jomblong Desa Gemurung Kecamatan Gedangan, Sungai Waru di Kecamatan Waru dan Sungai Pelayaran Desa Tawangsari Kecamatan Taman.

"Saat ini normalisasi sungai yang sedang kami lakukan ada pada Sungai Pelayaran, ini yang paling penting, panjangnya 2,7 kilometer dan ini selesainya tiga bulan sampai akhir Desember 2023," ujarnya.
 
Kedua, kata dia, Sungai Waru di perumahan Rewwin kurang lebih 2 kilometer panjang aliran sungai yang dibersihkan.
 
"Ketiga, Sungai Jomblong di Kecamatan Gedangan yang panjangnya kurang lebih 1,4 kilometer," ujarnya.
 
Gus Muhdlor juga menyebutkan wilayah Tropodo di Kecamatan Waru juga menjadi salah satu daerah yang mengalami genangan saat hujan tiba.
 
Di wilayah itu sudah dibangun enam rumah pompa untuk mengatasi genangan air musiman tersebut dan di wilayah kota juga ada rumah pompa di tiga titik masing-masing dua titik dialirkan Sungai Sidokare dan satu lagi di samping jembatan tol Sidoarjo.
 
"Yang ada di Tropodo Waru yang sedianya lima pompa kami tambah satu rumah pompa, jadi ada enam rumah pompa, ini agar genangan tahunan akhir dan awal tahun dapat berkurang, 75 persen dapat teratasi," ucapnya.
 
Pemkab Sidoarjo telah membentuk satgas kebersihan sungai yang berperan penting dalam penanganan kebersihan sungai, di antaranya dengan cepat tanggap saat terdapat sungai penuh dengan timbunan sampah.
 
"Gerak mereka cepat, jadi setiap ada kegiatan normalisasi sungai tidak menunggu kontrak, itu akan lama, langsung dilaksanakan satgas saja, seluruh saluran yang urgen dibersihkan akan dikerjakan oleh satgas kebersihan sungai ini," tuturnya.
 
Ia juga menyampaikan menjaga dan merawat sungai bukan hanya tugas pemerintah saja. Namun, juga menjadi tanggung jawab dan kesadaran masyarakat. Pasalnya, dampak kebersihan sungai akan dirasakan sendiri oleh masyarakat, seperti dampak bagi kesehatan.
 
"Mari kita jaga bersama sungai kita, dengan tidak membuang sampah di sungai. Melalui program Sidoresik atau Sidoarjo Revitalisasi Fungsi Kali yaitu kami kemas menjadi kegiatan yang dilombakan antar desa/kelurahan, harapannya seluruh lapisan masyarakat ikut berperan dalam menjaga dan merawat sungainya masing-masing," ujarnya.
 
Kepala Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air Sidoarjo Dwi Eko Saptono menyampaikan, rumah pompa terus disiagakan di titik-titik wilayah genangan air. Ada tiga wilayah di Kabupaten Sidoarjo yang mengalami genangan saat hujan.
 
"Tertinggi di wilayah Kecamatan Tanggulangin, yang berada di Desa Kedungbanteng, Desa Banjarpanji, Desa Banjar Asri serta Desa Kalidawir. Desa-desa itu tergenang karena faktor penurunan tanah di sekitar wilayah tersebut," ujarnya.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023