Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendukung upaya pemerintah kabupaten/kota melakukan intensifikasi pertanian guna mewujudkan ketahanan pangan dalam menghadapi ancaman krisis pangan akibat perubahan iklim.
"Gerakan nasional ini menjadi langkah antisipatif terhadap setiap dampak yang mungkin terjadi terkait keamanan dan stabilitas pangan dalam negeri," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono dalam kegiatan Gerakan Nasional Ketahanan Pangan Jajaran TNI yang digelar oleh Kodam V/Brawijaya di Desa Sukowiyono, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi, Rabu.
Menurutnya, Gerakan Nasional Ketahanan Pangan merupakan jawaban atas isu krisis pangan yang saat ini dialami dunia. Bahkan Food and Agriculture Organization (FAO) telah mengeluarkan peringatan ancaman krisis pangan dunia yang disebabkan oleh dampak perubahan iklim, bencana alam dan lingkungan, dan konflik sosial, termasuk akibat perang.
Di Indonesia sendiri adanya fenomena El Nino dan perkiraan hujan yang mundur telah menunjukkan dampak kekeringan, penurunan curah hujan, peningkatan titik api, serta kerawanan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Sehingga diperlukan langkah strategis untuk mengantisipasi dampak lanjutan utamanya sektor pertanian yang merupakan penyangga pangan," ujar dia.
Gernas Ketahanan Pangan sukses dilakukan di Kabupaten Ngawi yang mampu melakukan intensifikasi pertanian sehingga meningkatkan produktivitas padi. Upaya intensifikasi tersebut salah satunya dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan pupuk organik.
Total lahan sawah yang digarap dalam kegiatan gernas tersebut mencapai seluas 2.024 hektare yang meliputi empat desa yakni Desa Sukowiyono, Desa Bintoyo, Desa Tunggulrejo, dan Desa Pangkur.
Varietas utama padi yang ditanam di areal tersebut ialah Inpari 32, Ciherang, dan Logawa dengan potensi panen 9-10,2 ton per hektare.
"Kabupaten Ngawi tempat kita melaksanakan giat hari ini adalah salah satu produsen padi terbesar di Jawa Timur dengan angka produksi padi sebesar 797.015 ton gabah kering giling yang capaiannya lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 755,9 ribu ton GKG," katanya.
Penerapan pupuk organik yang dilakukan di sini, lanjutnya tidak hanya mampu memperbaiki kualitas tanah namun juga bisa menjadi solusi permasalahan pupuk subsidi yang terbatas dari Kementerian Pertanian. Pemprov Jatim juga terus berupaya agar permasalahan ini bisa tertangani dengan baik.
Berdasarkan angka sementara produksi padi dari Badan Pusat Statistik, produksi padi di Jatim tahun 2023 sebesar 9,591 juta ton gabah kering giling atau setara beras sebesar 5,538 juta ton. Angka produksi tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 9,526 juta ton GKG.
"Hal ini membuat Jatim menjadi lumbung pangan nasional secara empat tahun berturut-turut sejak 2020 hingga 2023," tuturnya.
Ia juga mengapresiasi sinergitas TNI dan pemerintah daerah dalam mewujudkan ketahanan pangan di Jatim. Sehingga Jatim bisa mempertahankan predikat lumbung pangan nasional hingga saat ini.
"Dengan sinergitas ini, produktivitas pertanian Jatim tidak terganggu bahkan meningkat dibanding tahun sebelumnya. Meskipun di tengah dampak kekeringan akibat El Nino," katanya.
Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf menyampaikan komitmennya untuk mendukung penuh program-program ketahanan pangan yang dilakukan oleh Pemprov Jatim maupun Pemkab Ngawi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kami juga telah memerintahkan Danrem dan Dandim hingga para Babinsa untuk melakukan pendampingan terhadap para petani agar upaya ketahanan pangan Jatim bisa berjalan dengan baik," kata Farid.
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono berterima kasih atas dukungan dari TNI dan Pemprov Jatim terhadap para petani di Kabupaten Ngawi. Sehingga produktivitas pertanian di Ngawi tetap berjalan lancar.
"Alhamdulillah saat ini rata-rata Indeks Pertanian di Kabupaten Ngawi sudah mencapai 2,88 kemudian produktivitas padi di Kabupaten Ngawi mencapai kurang lebih 920 ribu ton per tahun," ucap Bupati Ony.
Di tengah kekeringan yang diakibatkan El Nino, Bupati Ony menyampaikan bahwa saat ini di wilayahnya telah menggunakan pengairan yang berasal dari sumur-sumur di areal persawahan. Air dari sumur tersebut dipompa menggunakan pompa listrik untuk mengairi sawah.
Kediatan panen di sawah wilayah Desa Sukowiyono, Ngawi dihadiri Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, Sekdaprov Adhy, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, Wakil Bupati Ngawi Dwi Riyanto Jatmiko, dan jajaran Forkopimda Ngawi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Gerakan nasional ini menjadi langkah antisipatif terhadap setiap dampak yang mungkin terjadi terkait keamanan dan stabilitas pangan dalam negeri," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono dalam kegiatan Gerakan Nasional Ketahanan Pangan Jajaran TNI yang digelar oleh Kodam V/Brawijaya di Desa Sukowiyono, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi, Rabu.
Menurutnya, Gerakan Nasional Ketahanan Pangan merupakan jawaban atas isu krisis pangan yang saat ini dialami dunia. Bahkan Food and Agriculture Organization (FAO) telah mengeluarkan peringatan ancaman krisis pangan dunia yang disebabkan oleh dampak perubahan iklim, bencana alam dan lingkungan, dan konflik sosial, termasuk akibat perang.
Di Indonesia sendiri adanya fenomena El Nino dan perkiraan hujan yang mundur telah menunjukkan dampak kekeringan, penurunan curah hujan, peningkatan titik api, serta kerawanan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Sehingga diperlukan langkah strategis untuk mengantisipasi dampak lanjutan utamanya sektor pertanian yang merupakan penyangga pangan," ujar dia.
Gernas Ketahanan Pangan sukses dilakukan di Kabupaten Ngawi yang mampu melakukan intensifikasi pertanian sehingga meningkatkan produktivitas padi. Upaya intensifikasi tersebut salah satunya dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan pupuk organik.
Total lahan sawah yang digarap dalam kegiatan gernas tersebut mencapai seluas 2.024 hektare yang meliputi empat desa yakni Desa Sukowiyono, Desa Bintoyo, Desa Tunggulrejo, dan Desa Pangkur.
Varietas utama padi yang ditanam di areal tersebut ialah Inpari 32, Ciherang, dan Logawa dengan potensi panen 9-10,2 ton per hektare.
"Kabupaten Ngawi tempat kita melaksanakan giat hari ini adalah salah satu produsen padi terbesar di Jawa Timur dengan angka produksi padi sebesar 797.015 ton gabah kering giling yang capaiannya lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 755,9 ribu ton GKG," katanya.
Penerapan pupuk organik yang dilakukan di sini, lanjutnya tidak hanya mampu memperbaiki kualitas tanah namun juga bisa menjadi solusi permasalahan pupuk subsidi yang terbatas dari Kementerian Pertanian. Pemprov Jatim juga terus berupaya agar permasalahan ini bisa tertangani dengan baik.
Berdasarkan angka sementara produksi padi dari Badan Pusat Statistik, produksi padi di Jatim tahun 2023 sebesar 9,591 juta ton gabah kering giling atau setara beras sebesar 5,538 juta ton. Angka produksi tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 9,526 juta ton GKG.
"Hal ini membuat Jatim menjadi lumbung pangan nasional secara empat tahun berturut-turut sejak 2020 hingga 2023," tuturnya.
Ia juga mengapresiasi sinergitas TNI dan pemerintah daerah dalam mewujudkan ketahanan pangan di Jatim. Sehingga Jatim bisa mempertahankan predikat lumbung pangan nasional hingga saat ini.
"Dengan sinergitas ini, produktivitas pertanian Jatim tidak terganggu bahkan meningkat dibanding tahun sebelumnya. Meskipun di tengah dampak kekeringan akibat El Nino," katanya.
Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf menyampaikan komitmennya untuk mendukung penuh program-program ketahanan pangan yang dilakukan oleh Pemprov Jatim maupun Pemkab Ngawi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kami juga telah memerintahkan Danrem dan Dandim hingga para Babinsa untuk melakukan pendampingan terhadap para petani agar upaya ketahanan pangan Jatim bisa berjalan dengan baik," kata Farid.
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono berterima kasih atas dukungan dari TNI dan Pemprov Jatim terhadap para petani di Kabupaten Ngawi. Sehingga produktivitas pertanian di Ngawi tetap berjalan lancar.
"Alhamdulillah saat ini rata-rata Indeks Pertanian di Kabupaten Ngawi sudah mencapai 2,88 kemudian produktivitas padi di Kabupaten Ngawi mencapai kurang lebih 920 ribu ton per tahun," ucap Bupati Ony.
Di tengah kekeringan yang diakibatkan El Nino, Bupati Ony menyampaikan bahwa saat ini di wilayahnya telah menggunakan pengairan yang berasal dari sumur-sumur di areal persawahan. Air dari sumur tersebut dipompa menggunakan pompa listrik untuk mengairi sawah.
Kediatan panen di sawah wilayah Desa Sukowiyono, Ngawi dihadiri Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, Sekdaprov Adhy, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, Wakil Bupati Ngawi Dwi Riyanto Jatmiko, dan jajaran Forkopimda Ngawi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023