Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek Jawa Timur mencatat telah terjadi 42 kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama periode kemarau tahun 2023 ini, dengan intensitas tertinggi pada kurun Oktober dampak dari kemarau panjang.

"Per hari ini tercatat Karhutla di Trenggalek sebanyak 42 kejadian,” kata Kepala BPBD Trenggalek Triadi Atmono di Trenggalek, Selasa.

Padahal, katanya, pada 26 Oktober lalu kejadian kebakaran tercatat sebanyak 36 kasus.

"Terjadi serangkaian karhutla baru enam persitiwa selama kurun sepekan terakhir. Ini artinya rata-rata sehari terjadi karhutla di Trenggalek," katanya.

Dengan bertambahnya jumlah peristiwa kebakaran itu, lanjut Triadi, terjadi perluasan wilayah dari sebelumnya 26 desa atau kelurahan di 10 kecamatan menjadi 27 desa atau kelurahan di 11 kecamatan.

Kebakaran itu berpotensi masih terjadi seiring puncak musim kemarau yang saat ini tengah melanda. Apalagi kemarau saat ini jauh lebih kering dibandingkan tiga tahun sebelumnya.

"Jadi ada tambahan titik di satu desa di kecamatan yang berbeda dengan wilayah atau daerah terdampak sebelumnya," kata Triadi.

Secara rinci data yang dirilis, hutan dan lahan di wilayah Kecamatan Trenggalek menjadi daerah yang paling banyak terdampak.

Ada enam wilayah terdampak di kecamatan kota itu, meliputi Kelurahan Ngantru, Kelurahan Surondakan, Desa Parakan, Desa Karangsoko, Desa Ngares, dan Desa Rejowinangun.

Disusul Kecamatan Karangan dengan empat desa terdampak, yaitu Kedungsigit, Jatiperahu, Sumber dan Sukowetan.

Selain itu, masing-masing tiga desa di kecamatan yang berbeda, yaitu Desa Ngepeh, Desa Jambu dan Desa Nglinggis di Kecamatan Tugu, Desa Ngetal, Desa Ngadirenggo dan Desa Ngulanwetan di Kecamatan Pogalan, serta Desa Jajar, Desa Sukorame dan Desa Wonoanti di Kecamatan Gandusari.

Kemudian Desa Dongko dan Desa Sumberbening di Kecamatan Dongko serta Desa Kendalrejo dan Desa Sumberejo di Kecamatan Durenan.

"Ada lagi Desa Pule Kecamatan Pule, Desa Wonocoyo Kecamatan Panggul, Desa Besuki Kecamatan Munjungan, dan Desa Karangrejo Kecamatan Kampak," katanya.

Triadi menambahkan, banyak faktor yang melatarbelakangi peristiwa kebakaran itu, mulai dari dugaan faktor alam hingga aktivitas manusia yang memicu terjadinya kebakaran.

Seperti misalnya pembukaan lahan dengan cara membakar dan merembet hingga dipicu puntung rokok yang dibuang sembarangan.

"Untuk itulah kami bersama petugas gabungan gencar melakukan patroli dan sosialisasi serta memasang rambu-rambu peringatan di titik-titik yang dinilai rawan. Karena ada ancaman pidananya," katanya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023