Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin upacara peringatan Ke-95 Hari Sumpah Pemuda di Alun-Alun Kanigoro, Kabupaten Blitar.

"Kami sengaja menggelar peringatan Hari Sumpah Pemuda di luar Grahadi. Dan di Kabupaten Blitar ini adalah titik ketiga. Supaya setiap daerah itu memiliki gravitasi keteladanan dan perjuangan dalam mewujudkan cita cita besar membangun kesatuan bangsa," kata Khofifah dalam perayaan Ke-95 Hari Sumpah Pemuda di Alun-Alun Kanigoro, Kabupaten Blitar, Sabtu.

Sebelumnya, di tahun 2021 upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda dilaksanakan di Kabupaten Tuban. Hal ini tidak terlepas dari jejak atau peran dari Sugondo Djodjopuspito, tokoh pemuda tahun 1928 yang memimpin Kongres Pemuda Indonesia II yang menghasilkan isi Sumpah Pemuda.

Lalu pada tahun 2022, Madiun dipilih menjadi tuan rumah pelaksanaan upacara HSP ke-94. Alasannya, Madiun memiliki sosok pemuda pencetak sejarah yang berperan aktif dalam dua peristiwa yang menjadi tonggak sejarah nasional Manifesto 1925 dan Konggres Pemuda II.

Sosok tersebut adalah Prof Mr Sunario Sastrowardoyo, pemuda kelahiran Madiun 28 Agustus 1902 ini diketahui aktif sebagai pengacara. Ia membela para aktivis pergerakan yang berurusan dengan polisi Hindia Belanda.

Sunario merupakan penasihat panitia Kongres Pemuda II tahun 1928 yang melahirkan Sumpah Pemuda, di kongres tersebut, Sunario menjadi pembicara dengan makalah Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia.

Dalam kegiatan itu,  Khofifah juga menyerukan seluruh pemuda untuk ambil bagian dan berkontribusi mewujudkan kemajuan bangsa mewujudkan Indonesia Emas 2045.

"Pemuda adalah bagian dari kekuatan yang tak terhentikan dalam membangun bangsa, mari bersama-sama kita bergandengan tangan memberikan kontribusi terbaik kita untuk mewujudkan Indonesia emas 2045," ujarnya.

Peringatan Hari Sumpah Pemuda, kata Khofifah, merupakan refleksi bagaimana para pemuda sejak masa penjajahan punya semangat dan keberanian melakukan perubahan. Untuk itu, pemuda kata Khofifah harus menjadi inisiator, problem solver maupun game changer bagi Bangsa Indonesia.

"Pemuda di masa kini pun harus meneladani peran besar para pemuda di masa pra kemerdekaan. Bahwa pemuda harus menjadi inisiator, problem solver dan game changer bagi kemajuan Indonesia," tegasnya.

Sebagai inisiator, lanjut Khofifah, para pemuda pada tahun 1928 telah memastikan persatuan kaum muda di seluruh negeri untuk bersumpah bertanah air satu, tanah air Indonesia, berbangsa satu, Bangsa Indonesia dan menjunjung tinggi bahasa persatuan yakni Bahasa Indonesia.

Tidak hanya itu pada Sumpah Pemuda kita juga menyaksikan pemuda Indonesia sebagai problem solver atau pemberi solusi. Pada saat itu rakyat Indonesia beratus-ratus tahun mengalami pembodohan, penindasan dan pemiskinan sosial dalam alam kolonialisme.

"Kaum Muda seluruh negeri saat itu memberi jawaban terhadap persoalan ini. Kesemua pemuda sepakat bahwa adalah Indonesia merupakan nama yang akan kita berikan pada negara kita setelah merdeka, dengan terlebih dahulu menyepakati tiga hal yang tertera dalam Sumpah Pemuda. Mereka adalah game changer Indonesia di masanya," kata dia.

Ia pun mengajak para pemuda untuk selalu bersemangat dan bangkit membangun negeri ini.

"Mari kita buktikan bahwa semangat pemuda adalah kekuatan yang tak terhentikan dalam membangun bangsa yang kita cintai. Selamat Hari Sumpah Pemuda ke-95. Semoga visi para pemuda pemberani di masa lalu dan visi 'Bersama Majukan Indonesia' menjadi kenyataan," ucap dia.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023