Pemerintah Kota Kediri terus menggelar operasi pasar sekaligus menyalurkan beras untuk warga penerima manfaat, sehingga diharapkan bisa menurunkan harga beras yang masih tinggi di pasaran.

Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Kota Kediri Tetuko Erwin Sukarno mengatakan sejak akhir Agustus 2023 harga beras menunjukkan tren kenaikan. Pemkot Kediri bekerja sama dengan Bulog serta BI Kediri melalui TPID intensif melaksanakan program stabilisasi pasokan dan harga pangan.

"Selama September 2023 kami telah mendistribusikan lebih dari 80 ton beras melalui mekanisme operasi pasar, serta melakukan restocking secara rutin pada toko-toko di pasar tradisional yang ditunjuk oleh Disperdagin Kota Kediri untuk menjual beras SPHP," katanya di Kediri, Jumat.

Ia menambahkan pemerintah pusat juga dalam proses untuk menyalurkan bantuan pangan kepada keluarga miskin sasaran berupa beras dan beberapa bahan pokok lainnya.

"Kami berharap banyaknya distribusi beras secara bersamaan ini dapat menekan permintaan beras di pasaran sehingga dapat mengoreksi harga," kata Erwin.

Ia mengungkapkan, ada beberapa penyebab kenaikan harga beras baik dari dari hulu hingga hilir antara lain kenaikan harga pupuk akibat eskalasi konflik Rusia dengan Ukraina, kemarau panjang efek El Nino, pembatasan ekspor beras di negara-negara yang biasanya diimpor oleh Indonesia serta sudah berlalunya masa panen raya yang mengakibatkan supply beras menurun sehingga meningkatkan harga.

Namun, ia menegaskan bahwa masyarakat Kota Kediri tidak perlu khawatir dengan stok beras di kota ini. Dari koordinasi yang dilakukan dengan Bulog Kediri, stok beras untuk Kota Kediri masih cukup hingga Idul Fitri 2024.

Sementara itu, Kepala BPS Kota Kediri Pardjan mengatakan inflasi bulan September di Kota Kediri masih terpantau terkendali di angka 0,37 persen secara month to month (mtm).

"Beras masih menduduki inflasi yang cukup tinggi di Kota Kediri sebesar 0,32 persen," katanya.

Ia menambahkan, ada pula komoditas lain penyumbang inflasi, di antaranya bensin 0,048 persen, emas perhiasan 0,035 persen, biaya pulsa ponsel 0,022 persen, tempe 0,017 persen, tahu mentah 0,011 persen, pisang 0,010 persen, daging ayam ras 0,008 persen, jus buah siap saji 0,008 persen dan wafer 0,007 persen.

Pihaknya meminta pemerintah daerah mewaspadai harga beras yang masih cukup tinggi, sebab kenaikan harga beras bisa memicu inflasi di kota ini.

"Yang perlu diwaspadai pada bulan berikutnya ialah komoditas beras karena ketika ada kenaikan sedikit harga akan mengganggu inflasi di Kota Kediri. Begitu juga dengan daging ayam ras, tahu mentah, tempe yang masih menjadi penyumbang inflasi," ucap dia.

Pardjan juga mengimbau Pemkot Kediri khususnya TPID Kota Kediri untuk tetap melakukan pemantauan harga secara kontinu serta melihat kondisi di lapangan untuk mengetahui komoditas apa yang masih terjadi inflasi atau harganya cenderung mengalami kenaikan.

"Dari kegiatan tersebut bisa dirumuskan untuk dilakukan intervensi dan supply lebih banyak sehingga harga bisa ditekan. Dan yang utama saat ini ialah komoditas beras agar menjadi perhatian karena jika harga naik terus akan mengganggu perekonomian karena beras merupakan komoditas utama konsumsi masyarakat di Kota Kediri," tuturnya.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023