Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur dan BPBD Provinsi Jawa Tengah membentuk Satgas Bersama Karhutla Lintas Provinsi Jatim-Jateng guna memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Gunung Lawu.
Tenaga Ahli BNPB Kolonel Inf Heri Setyono mengatakan pembentukan satgas lintas provinsi tersebut dilakukan karena karhutla di kawasan Gunung Lawu telah meluas, tidak hanya di Ngawi dan Magetan, Jawa Timur, namun juga menyebar ke Karanganyar, Jawa Tengah.
"Lokasi terdampak yang lebih luas berada di Jatim, sehingga Ketua Satgas Bersama nanti idealnya Kalaksa BPBD Jatim," ujar Heri Setyono dalam Rapat Koordinasi Lintas Provinsi di Posko Penanganan Darurat Karhutla di Lapangan Aji Negoro, Desa Sidorejo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jatim, Rabu.
Memasuki hari kelima, karhutla di Gunung Lawu masih terjadi. Upaya pemadaman dilakukan dengan cara metode pengeboman air atau water bombing dan secara konvensional melalui jalur darat.
"Pada hari ini, water bombing sudah kita lakukan sebanyak 25 kali. Pagi hingga siang sebanyak 17 kali dengan sasaran wilayah Kabupaten Ngawi. Sore hari di wilayah Karanganyar sebanyak delapan kali. Besok pagi (Kamis), water bombing akan kami arahkan di wilayah perbatasan Magetan-Karanganyar," kata Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto.
Berdasarkan update data dari Perum Perhutani Divre Jatim, hingga Rabu (4/10), luas area terdampak karhutla di Gunung Lawu mencapai 1.990 hektare.
Area tersebut meliputi wilayah Kabupaten Ngawi seluas 1.250 hektare, Kabupaten Magetan 700 hektare, dan Kabupaten Karanganyar 40 hektare.
Rakor yang dipimpin Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto tersebut dihadiri Tenaga Ahli BNPB Kolonel Inf Heri Setyono, Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko, Penata PB Ahli Muda BPBD Provinsi Jateng Dinarjati, Forkopimda Kabupaten Ngawi, dan Kalaksa BPBD tiga daerah terdampak, yakni, Ngawi, Magetan, dan Karanganyar.
Hadir juga Kepala Bakorwil Madiun Heru Wahono, perwakilan Perum Perhutani, Dinas Kehutanan Jatim, dan perwakilan sejumlah sukarelawan.
Kalaksa BPBD Kabupaten Karanganyar Juli Padmi Handayani berterima kasih atas koordinasi dan fasilitasi water bombing yang diberikan BNPB dan BPBD Jatim.
Ia berharap kerja sama tersebut terus dilanjutkan dalam penanganan karhutla Gunung Lawu.
"Hingga hari ini, kami juga tetap menurunkan tim jalur darat dengan personel yang terseleksi, minimal memiliki pengalaman dan kompetensi susur gunung," kata Juli.
Sebab, lanjutnya, kegiatan pemadaman sangat berisiko. Pihaknya tidak mau ada korban. Jadi, meski tidak banyak, tetapi efektif dalam upaya pemadaman.
Sementara itu, upaya pemadaman jalur darat juga tetap dilakukan tim gabungan BPBD bersama TNI, Polri, dan sejumlah sukarelawan di wilayah Kabupaten Ngawi dan Magetan. Termasuk, dengan melibatkan komunitas trail untuk membantu menembus akses jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Sesuai arahan Tenaga Ahli BNPB kegiatan pemadaman melalui jalur darat tetap dimaksimalkan di tiga daerah terdampak, dengan fokus membuat ilaran sebagai pencegahan perluasan kebakaran.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Tenaga Ahli BNPB Kolonel Inf Heri Setyono mengatakan pembentukan satgas lintas provinsi tersebut dilakukan karena karhutla di kawasan Gunung Lawu telah meluas, tidak hanya di Ngawi dan Magetan, Jawa Timur, namun juga menyebar ke Karanganyar, Jawa Tengah.
"Lokasi terdampak yang lebih luas berada di Jatim, sehingga Ketua Satgas Bersama nanti idealnya Kalaksa BPBD Jatim," ujar Heri Setyono dalam Rapat Koordinasi Lintas Provinsi di Posko Penanganan Darurat Karhutla di Lapangan Aji Negoro, Desa Sidorejo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jatim, Rabu.
Memasuki hari kelima, karhutla di Gunung Lawu masih terjadi. Upaya pemadaman dilakukan dengan cara metode pengeboman air atau water bombing dan secara konvensional melalui jalur darat.
"Pada hari ini, water bombing sudah kita lakukan sebanyak 25 kali. Pagi hingga siang sebanyak 17 kali dengan sasaran wilayah Kabupaten Ngawi. Sore hari di wilayah Karanganyar sebanyak delapan kali. Besok pagi (Kamis), water bombing akan kami arahkan di wilayah perbatasan Magetan-Karanganyar," kata Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto.
Berdasarkan update data dari Perum Perhutani Divre Jatim, hingga Rabu (4/10), luas area terdampak karhutla di Gunung Lawu mencapai 1.990 hektare.
Area tersebut meliputi wilayah Kabupaten Ngawi seluas 1.250 hektare, Kabupaten Magetan 700 hektare, dan Kabupaten Karanganyar 40 hektare.
Rakor yang dipimpin Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto tersebut dihadiri Tenaga Ahli BNPB Kolonel Inf Heri Setyono, Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko, Penata PB Ahli Muda BPBD Provinsi Jateng Dinarjati, Forkopimda Kabupaten Ngawi, dan Kalaksa BPBD tiga daerah terdampak, yakni, Ngawi, Magetan, dan Karanganyar.
Hadir juga Kepala Bakorwil Madiun Heru Wahono, perwakilan Perum Perhutani, Dinas Kehutanan Jatim, dan perwakilan sejumlah sukarelawan.
Kalaksa BPBD Kabupaten Karanganyar Juli Padmi Handayani berterima kasih atas koordinasi dan fasilitasi water bombing yang diberikan BNPB dan BPBD Jatim.
Ia berharap kerja sama tersebut terus dilanjutkan dalam penanganan karhutla Gunung Lawu.
"Hingga hari ini, kami juga tetap menurunkan tim jalur darat dengan personel yang terseleksi, minimal memiliki pengalaman dan kompetensi susur gunung," kata Juli.
Sebab, lanjutnya, kegiatan pemadaman sangat berisiko. Pihaknya tidak mau ada korban. Jadi, meski tidak banyak, tetapi efektif dalam upaya pemadaman.
Sementara itu, upaya pemadaman jalur darat juga tetap dilakukan tim gabungan BPBD bersama TNI, Polri, dan sejumlah sukarelawan di wilayah Kabupaten Ngawi dan Magetan. Termasuk, dengan melibatkan komunitas trail untuk membantu menembus akses jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Sesuai arahan Tenaga Ahli BNPB kegiatan pemadaman melalui jalur darat tetap dimaksimalkan di tiga daerah terdampak, dengan fokus membuat ilaran sebagai pencegahan perluasan kebakaran.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023