Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Baluran Taman Nasional Baluran Situbondo, Jawa Timur, makin meluas dan titik api baru terlihat di sisi barat gunung dari sebelumnya kebakaran hutan berada di sisi timur (agak ke selatan) gunung di kawasan wisata alam itu.
Kepala Balai Taman Nasional Baluran Situbondo Johan Setiawan mengemukakan bahwa Kamis (28/9) ini kebakaran hutan dan lahan di kawasan suaka margasatwa itu makin meluas, padahal pada Rabu (27/9) malam sejumlah titik kebakaran di sisi timur gunung sudah berkurang atau melemah setelah petugas taman nasional bersama relawan Masyarakat Peduli Api berupaya memadamkan api menggunakan alat tradisional, yakni gepyok.
"Hari ini titik api baru muncul di sisi barat gunung, yakni di Wilayah Resort Watu Numpuk. Kalau di sisi timur titik api juga masih terlihat hingga siang ini," kata Johan saat saat dihubungi di Situbondo, Jawa Timur, Kamis.
Ia menyampaikan sekitar 50 petugas taman nasional dibantu relawan Masyarakat Peduli Api sudah bergerak menuju titik baru lokasi kebakaran untuk mengatasi dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sejak Senin (25/9).
Menurut Johan, dari sekitar 50 orang petugas taman nasional dan relawan Masyarakat Peduli Api itu dibagi dua tim, yakni tim satu ke sisi timur dan satu tim lainnya ke sisi barat ke titik kebakaran baru.
"Sebenarnya sejak semalam kami melihat ada titik api baru di sisi barat gunung, namun kami tidak bisa berbuat apa-apa karena malam," ujarnya.
Dalam kurun waktu tiga hari, sejak Senin (25/9) hingga Rabu (27/9) Balai Taman Nasional Situbondo mencatat luas kebakaran hutan dan lahan di gunung kawasan wisata alam itu sudah mencapai 160,61 hektare (ha).
Sejauh ini petugas Taman Nasional Baluran hanya dibantu relawan Masyarakat Peduli Api dan mitra taman nasional. Mereka memadamkan api menggunakan peralatan pemadam kebakaran tradisional yakni gepyok dan jet shooter.
Objek wisata alam Taman Nasional Baluran Situbondo ditutup sementara pada 25-30 September 2023 karena akses jalan satu-satunya digunakan petugas taman nasional untuk operasional dan mobilisasi petugas mengatasi kebakaran hutan dan lahan di kawasan wisata itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Balai Taman Nasional Baluran Situbondo Johan Setiawan mengemukakan bahwa Kamis (28/9) ini kebakaran hutan dan lahan di kawasan suaka margasatwa itu makin meluas, padahal pada Rabu (27/9) malam sejumlah titik kebakaran di sisi timur gunung sudah berkurang atau melemah setelah petugas taman nasional bersama relawan Masyarakat Peduli Api berupaya memadamkan api menggunakan alat tradisional, yakni gepyok.
"Hari ini titik api baru muncul di sisi barat gunung, yakni di Wilayah Resort Watu Numpuk. Kalau di sisi timur titik api juga masih terlihat hingga siang ini," kata Johan saat saat dihubungi di Situbondo, Jawa Timur, Kamis.
Ia menyampaikan sekitar 50 petugas taman nasional dibantu relawan Masyarakat Peduli Api sudah bergerak menuju titik baru lokasi kebakaran untuk mengatasi dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sejak Senin (25/9).
Menurut Johan, dari sekitar 50 orang petugas taman nasional dan relawan Masyarakat Peduli Api itu dibagi dua tim, yakni tim satu ke sisi timur dan satu tim lainnya ke sisi barat ke titik kebakaran baru.
"Sebenarnya sejak semalam kami melihat ada titik api baru di sisi barat gunung, namun kami tidak bisa berbuat apa-apa karena malam," ujarnya.
Dalam kurun waktu tiga hari, sejak Senin (25/9) hingga Rabu (27/9) Balai Taman Nasional Situbondo mencatat luas kebakaran hutan dan lahan di gunung kawasan wisata alam itu sudah mencapai 160,61 hektare (ha).
Sejauh ini petugas Taman Nasional Baluran hanya dibantu relawan Masyarakat Peduli Api dan mitra taman nasional. Mereka memadamkan api menggunakan peralatan pemadam kebakaran tradisional yakni gepyok dan jet shooter.
Objek wisata alam Taman Nasional Baluran Situbondo ditutup sementara pada 25-30 September 2023 karena akses jalan satu-satunya digunakan petugas taman nasional untuk operasional dan mobilisasi petugas mengatasi kebakaran hutan dan lahan di kawasan wisata itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023