Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan berupaya menekan kenaikan harga beras premium di pasaran dengan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke sejumlah pasar tradisional di wilayah.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Pamekasan Akhmad Basri Yulianto di Pamekasan, Jawa Timur, Senin, program SPHP itu berupa penjualan beras dengan harga jauh lebih murah dibanding harga jual beras di pasaran.

"Tujuannya, agar harga beras premium tidak terus merangkak naik dan sistem penjualan yang kami lakukan adalah secara langsung kepada pembeli atau masyarakat," katanya.

Ia menjelaskan, total jumlah beras yang telah dijual ke masyarakat melalui program beras SPHP ini sebanyak 8 ton dengan sasaran sejumlah pasar tradisional di Kota Pamekasan, seperti Pasar Gurem, Pasar 17 Agustus dan Pasar Kolpajung.

Baca juga: Operasi pasar, harga beras di Trenggalek berangsur turun

"Harganya Rp54 ribu per 5 kilogram atau Rp10.500 per kilogram," katanya.

Program SPHP ini bekerja sama dengan Perum Bulog Sub Divre XII Madura, dan akan terus berlangsung hingga harga beras premium stabil.

Para ibu rumah tangga yang menjadi sasaran program ini mengaku senang, karena bisa mengirit uang belanja.

"Kita berharap program ini terus berlanjut hingga harga beras turun. Dulu saat musim hujan beras premium hanya di kisaran antara Rp10 ribu per kilogram hingga Rp11 ribu per kilogram," kata Suryani di Pasar Gurem, Pamekasan.

Warga asal Desa Laden, Pamekasan ini menuturkan, sejak kemarau harga beras terus merangkak naik hingga mencapai Rp13 ribu per kilogram

Sementara itu, berdasarkan pantauan di dua pasar tradisional di Pamekasan, Senin (25/9), harga beras premium antara Rp12 ribu hingga Rp13 ribu per kilogram, bahkan ada yang menjual Rp14 ribu per kilogram.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023