Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menetapkan kejadian luar biasa (KLB) terhadap penyakit difteri yang menyerang sebagian besar anak-anak di Jatim. "Kami menetapkan penyakit difteri sebagai kejadian luar biasa dan mengimbau agar masyarakat waspada serta dapat mencegah terjadinya bahaya difteri," kata Gubernur Jatim Soekarwo di Surabaya, Jumat. Sejak Januari hingga awal Oktober 2011, total yang meninggal dunia akibat difteri sebanyak 328 korban. Tentu saja hal ini membuat Pemprov Jatim tidak ingin main-main menanganinya dan mencegah kembali timbulnya korban jiwa. Untuk mencegah merebaknya bahaya difteri, Pemprov Jatim akan melakukan vaksinasi mulai Senin (10/10) dan memberikan layanan kesehatan kepada pasien di seluruh pelosok Jatim. Gubernur Jatim juga akan memanggil kepala dinas kesehatan Jatim dan semua kabupaten/kota serta masing-masing kepala rumah sakit yang tersebar di Jatim di kantor gubernur, Sabtu (8/10). "Kami akan membahas dan memberikan upaya pencegahan semaksimal mungkin mengatasi tuntas penyakit bahaya penyakit difteri ini," tukas pejabat yang akrab disapa Pak De Karwo tersebut. Pihaknya sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp8 miliar untuk mencegah dan menangani bahaya difteri. Soekarwo juga meminta maaf kepada warga Jatim akibat terjadi dan merebaknya penyakit difteri. "Dana itu dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, serta dari pemerintah kabupaten/kota. Sebab semua harus bertanggung jawab dan berusaha agar wabah difteri tidak semakin menyebar," papar pria yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Jatim tersebut. Kepala Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSU dr Soetomo, dr Dominicus Husada SpA(K), mengatakan RSU dr Soetomo sejak Januari sampai sekarang sudah merawat inap 325 anak. Sedangkan 11 diantaranya meninggal dunia. "Mayoritas pasien meninggal dunia karena mengalami gagal jantung akibat serangan racun yang dikeluarkan bakteri 'Corynebacterium Diphtheriae'. Karena menyerang jantung itulah, nyawa pasien tidak terselamatkan," katanya.

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011