Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mulai melakukan pembahasan secara detil dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat mengenai pemugaran dan rehabilitasi atau revitalisasi komplek tentara yang dikenal Asrama Inggrisan untuk dijadikan destinasi wisata heritage.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Banyuwangi, Rabu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berkunjung kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman membahas terkait administratif pemanfaatan kawasan dan berbagai pengalihan atas sejumlah aktivitas yang ada.

"Sama-sama aset negara, jadi tidak perlu bertele-tele. Apalagi ini untuk kepentingan rakyat," kata Jenderal Dudung kepada Bupati Ipuk.

Jenderal Dudung menegaskan akan segera memerintahkan sejumlah stafnya untuk menyelesaikan berbagai kebutuhan administratif terkait dengan pemugaran Asrama Inggrisan yang telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada 2021 tersebut.

Sementara Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengaku optimistis rencana revitalisasi situs cagar budaya Asrama Inggrisan itu bakal berjalan lancar.

"Semoga dalam waktu singkat revitalisasi Asrama Inggrisan menjadi destinasi wisata berbasis cagar budaya ini bisa terwujud. Kami melihat optimisme dari para pemangku kepentingan terkait," ujarnya.

Menurut Ipuk, Pemkab Banyuwangi akan melakukan pembangunan hunian tentara dan pemindahan klinik dan fasilitas lainnya yang selama ini ada di Asrama Inggrisan.

"Konsekuensi dari peralihan ini akan menjadi domain pemda. Untuk kepemilikan aset masih atas nama TNI AD, sedangkan pengelolaannya akan dibicarakan lebih lanjut. Revitalisasinya akan dibantu oleh Kementerian PUPR," tutur Ipuk.

Dengan merevitalisasi Asrama Inggrisan, kata Ipuk, sejarah yang tersimpan tidak berhenti pada cerita, tapi juga bisa dipelajari oleh anak muda di Banyuwangi.

"Tentunya juga semoga revitalisasi ini bisa menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru, yang memberi dampak ke ekonomi lokal. Yang penting, ini untuk kemaslahatan rakyat Banyuwangi," kata Bupati Ipuk.

Asrama Inggrisan awalnya dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1776. Pada perkembangannya gedung itu kemudian diambil alih oleh British East India Company (BEIC)/Kantor Dagang Inggris pada abad ke-18. Tempat ini lantas dijadikan tempat kabel jaringan telegram bawah laut yang menghubungkan Eropa hingga Australia.

Dr. Thor Kerr dari Curtin University Perth Australia dan Irfan Wahyudi, PhD dari Universitas Airlangga telah melakukan riset tentang keterkaitan Banyuwangi dan Australia masa itu, dan salah satu jantung aktivitasnya adalah di Asrama Inggrisan.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023