Wakil Wali (Wawali) Kota Surabaya, Jawa Timur, Armuji menyatakan kebakaran lahan terbuka di "Kota Pahlawan" itu tahun 2023 ini mengalami penurunan akibat tumbuhnya kesadaran warga tidak bakar sampah sembarangan.
"Alhamdulillah tahun ini kejadiannya menurun dibandingkan tahun sebelumnya," kata Wawali Armuji dalam keterangan di Surabaya, Selasa.
Menurutnya, kesadaran masyarakat mulai tumbuh untuk tidak membakar sampah di lahan terbuka yang dikhawatirkan untuk merambat kemana-mana dan menimbulkan polusi udara.
Selain itu, lanjut dia, menurunnya titik kebakaran lahan terbuka karena kerja keras personil Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) melakukan patroli rutin.
Menurutnya, dari data DPKP Surabaya sejak Januari hingga Agustus 2023, tercatat 244 kali kebakaran non-bangunan atau di lahan terbuka. Rinciannya, kebakaran alang-alang 106 kali, sampah 65 kali dan lain-lain 73 kali.
Baca juga: Cak Ji ajak warga Surabaya optimalkan "urban farming"
Jumlahnya memang tidak sebanyak tahun sebelumnya. Yang mencapai 550 kejadian hanya dalam sembilan bulan. Tertinggi pada 2019 silam mencapai 949 kejadian.
Wawali mengatakan, banyaknya kebakaran lahan terbuka itu efek dari fenomena La Nina. Cuaca ekstrem ini masih terus berlangsung di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur.
Untuk itu, dia menegaskan agar semua pihak berpartisipasi untuk menjaga kota Surabaya menjadi kota yang nyaman dengan tidak menimbulkan polusi udara dengan pembakaran sampah di lahan terbuka.
Selain itu, kata Armuji, warga juga diimbau agar tidak panik ketika terjadi kebakaran. Lakukan penanganan awal dan menghubungi Command Center 112.
Kepala DPKP Surabaya Dedik Irianto mengatakan, pihaknya menggencarkan patroli rutin ke seluruh wilayah di kota setempat untuk melakukan pengawasan dan antisipasi kejadian kebakaran di lahan terbuka saat kemarau.
"Tugas teman-teman yang di pos mereka melakukan patroli di lahan-lahan terbuka yang sering terjadi kebakaran, itu untuk petugas," katanya.
Dia menyebut terbakarnya lahan terbuka bisa dikarenakan dua hal, yakni faktor alam atau panas matahari dan aktivitas pembakaran sampah oleh masyarakat. Selain itu bisa disebabkan karena puntung rokok yang dibuang sembarangan.
"Kondisi saat ini bukan hanya panas tetapi anginnya kencang, sehingga dikhawatirkan kalau membakar sampah di lahan terbuka bisa merambat ke objek lain di sekitarnya. Hari ini kurang lebih tiga kejadian tetapi lahan, sampah dibakar," demikian Dedik Irianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Alhamdulillah tahun ini kejadiannya menurun dibandingkan tahun sebelumnya," kata Wawali Armuji dalam keterangan di Surabaya, Selasa.
Menurutnya, kesadaran masyarakat mulai tumbuh untuk tidak membakar sampah di lahan terbuka yang dikhawatirkan untuk merambat kemana-mana dan menimbulkan polusi udara.
Selain itu, lanjut dia, menurunnya titik kebakaran lahan terbuka karena kerja keras personil Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) melakukan patroli rutin.
Menurutnya, dari data DPKP Surabaya sejak Januari hingga Agustus 2023, tercatat 244 kali kebakaran non-bangunan atau di lahan terbuka. Rinciannya, kebakaran alang-alang 106 kali, sampah 65 kali dan lain-lain 73 kali.
Baca juga: Cak Ji ajak warga Surabaya optimalkan "urban farming"
Jumlahnya memang tidak sebanyak tahun sebelumnya. Yang mencapai 550 kejadian hanya dalam sembilan bulan. Tertinggi pada 2019 silam mencapai 949 kejadian.
Wawali mengatakan, banyaknya kebakaran lahan terbuka itu efek dari fenomena La Nina. Cuaca ekstrem ini masih terus berlangsung di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur.
Untuk itu, dia menegaskan agar semua pihak berpartisipasi untuk menjaga kota Surabaya menjadi kota yang nyaman dengan tidak menimbulkan polusi udara dengan pembakaran sampah di lahan terbuka.
Selain itu, kata Armuji, warga juga diimbau agar tidak panik ketika terjadi kebakaran. Lakukan penanganan awal dan menghubungi Command Center 112.
Kepala DPKP Surabaya Dedik Irianto mengatakan, pihaknya menggencarkan patroli rutin ke seluruh wilayah di kota setempat untuk melakukan pengawasan dan antisipasi kejadian kebakaran di lahan terbuka saat kemarau.
"Tugas teman-teman yang di pos mereka melakukan patroli di lahan-lahan terbuka yang sering terjadi kebakaran, itu untuk petugas," katanya.
Dia menyebut terbakarnya lahan terbuka bisa dikarenakan dua hal, yakni faktor alam atau panas matahari dan aktivitas pembakaran sampah oleh masyarakat. Selain itu bisa disebabkan karena puntung rokok yang dibuang sembarangan.
"Kondisi saat ini bukan hanya panas tetapi anginnya kencang, sehingga dikhawatirkan kalau membakar sampah di lahan terbuka bisa merambat ke objek lain di sekitarnya. Hari ini kurang lebih tiga kejadian tetapi lahan, sampah dibakar," demikian Dedik Irianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023