Surabaya - Jajaran Perum Perhutani Unit II Jawa Timur mengimbau pengunjung wana wisata atau pun pondok wisata ikut menjaga hutan dari bahaya kebakaran yang rawan terjadi pada musim kemarau ini. "Pengunjung diimbau tidak sembarangan membuang puntung rokok atau apa pun yang mudah memicu kebakaran di kawasan hutan," kata Manager Pengelolaan Ekowisata dan Jasa Lingkungan pada Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Perum Perhutani Unit II Jatim, Murgunadi di Surabaya, Sabtu. Perum Perhutani Unit II kini mengelola sekitar 1,1 juta hutan di Jatim, baik hutan produksi maupun hutan lindung. Dari kawasan hutan tersebut Perum Perhutani Unit II mengelola 20 wana wisata dan tujuh pondok wisata yang tersebar di seluruh wilayah Jatim. Menurut Murgunadi, pada musim kemarau banyak pepohonan di kawasan hutan yang daunnya mengering, sehingga mudah terbakar. Karena itu, para pengunjung wana wisata atau pun pondok wisata harus ikut menjaganya agar kawasan hutan yang kering tidak terbakar, meski petugas Perhutani telah melakukan langkah antisipasi seperti membentuk satuan pemadam kebakaran dan "ilaran" atau sekat. Kawasan hutan yang cukup rawan terbakar di antaranya di wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan Lawu DS seperti Pacitan, Magetan, Ngawi, Madiun dan Ponorogo. Kebakaran tidak hanya akan menyebabkan kerugian materiil tapi juga menyebabkan rusaknya hutan, sehingga bisa berdampak terhadap keseimbangan lingkungan. Sementara itu, Dewan Pengawas Kehutanan Jatim Rasiyo kepada wartawan sebelumnya mengemukakan, kebakaran hutan di Jatim pada Juli 2011 seluas 47,35 hektare, sedangkan pada Agustus 2011 seluas 113 hektare, dengan kerugian sekitar Rp65 juta. Kebakaran hutan itu disebabkan berbagai faktor, yakni musim kemarau yang berdampak mengeringnya dedaunan di hutan, kelalaian dan faktor kesengajaan masyarakat yang menyalakan api dalam kawasan hutan.

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011