Pekanbaru - Tim Mata Harimau dari Greenpeace melakukan observasi di beberapa lokasi bekas perambahan perusahaan di Pelalawan, Riau, yang semakin hari kian menghabisi hutan tempat tinggal harimau. "Kita ingin memantau langsung dan mendokumentasikan bagaimana kondisi hutan yang sudah dibabat perusahaan hutan tanaman industri (HTI) ini. Selanjutnya, kita akan perlihatkan kepada masyarakat, beginilah kondisi hutan kita sekarang, hancur dihabiskan oleh perusahaan" ungkap Koordinator Kampanye Hutan Grennpeace Rusmadya, Di Pekanbaru, Kamis. Ia mengatakan, kondisi hutan di Riau saat ini sangat mengenaskan, terlebih derita masyarakat yang selalu menjadi korban sasaran amukan harimau, akibat tempat tinggalnya dimusnahkan. "Jadi yang selalu menjadi korban itu masyarakat tempatan, karena tempat tinggal harimau sudah habis, jadi mereka marah kepada masyarakat tempatan" katanya. Selanjutnya, Tim Mata Harimau juga akan mengadakan sosialisasi dan integrasi kepada masyarakat tempatan bagaimana bahaya pembabatan hutan dan warga tempatan yang selalu menjadi korban keganasan harimau, sebagai cara untuk menghentikan pembabatan hutan yang dilakukan perusahaan HTI. "Kita ajak masyarakat untuk melindungi hutan sebagai tempat tinggal harimau, agar nantinya tidak terjadi lagi konflik antara manusia dan harimau, karena saat ini sudah banyak konflik yang terjadi di Riau, antara manusia dan harimau" kata Rusmadya. Pihaknya meminta perusahaan HTI agar segera menghentikan pembabatan hutan, yang sengat besar dampaknya bagi kehidupan dan jangan hanya memikirkan nilai ekonomisnya saja, tapi dipikirkan juga kehidupan masyarakat dan dampaknya. "Harapan kita juga kepada pemerintah agar dengan tegas menghentikan praktik pembabatan hutan di Riau, karena kita masih ingin mendengarkan auman harimau dengan ceria, bukan auman kesedihan seperti sekarang" ujarnya.

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011