Surabaya - Mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Drs Kunarto (71) wafat di Rumah Sakit Internasional Surabaya, Rabu pukul 04.00 WIB, akibat penyakit kanker prostat yang diderita. "Jenazah mantan Kapolri periode 20 Februari 1991 hingga 5 April 1993 itu dilepas Wakapolda Jatim Brigjen Edi Sumantri dengan upacara militer di Bandara Juanda Surabaya," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Rachmat Mulyana. Di Bandara Internasional Juanda itu, katanya, almarhum yang selama ini tinggal bersama keluarga di Bojonegoro, Jawa Timur itu diserahkan kepada istrinya, Ny Warsiyah, dan anaknya, Rino Adi Kuswaryono dan Hariadi Kuswaryono. "Almarhum dibawa keluarga untuk dimakamkan di Jakarta, tapi kami belum tahu dimakamkan dimana, apakah di TMP Kalibata atau dimana. Rencananya, jenazah disemayamkan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta," katanya. Wikipedia mencatat mantan Kapolri kelahiran Yogyakarta pada 8 Juni 1940 itu masuk PTIK Angkatan IX dan lulus pada tahun 1970, kemudian langsung ditugaskan menjadi Sepri Panglima Angkatan Kepolisian (1970). Selama tahun 1971-1973, dia dipercaya menjabat Dansikko 753 (Kepala Kepolisian Sektor) Matraman, Jakarta Timur. Setelah itu, dia ditugaskan menjadi Kepala Sekretariat Komdak (Kasetda) Metro Jaya (1973-1975). Pada tahun itu (1973-1975), dia mengikuti pendidikan di Seskopol, kemudian menjadi Sespri Kasops Hankam dengan pangkat Letnan Kolonel (1975-1979) dan di akhir jabatannya sebagai Kasops, dia memperoleh kesempatan untuk mengikuti Sekolah Staf dan Komando Gabungan ABRI (Seskogab). Setamat dari Seskogab, Kunarto mendapat tugas cukup berat, yakni menjadi perwira intelijen di Mabes Hankam/ABRI, kemudian diangkat sebagai Ajudan Presiden (1979-1986). Setelah itu menjadi Wakapolda Metro Jaya dengan pangkat Brigjen (1986), Kapolda Sumatera Utara (1987-1989), dan menjabat Kapolda Nusa Tenggara berpangkat Mayjen (1989-1990). Pada tahun 1990, dia diangkat menjadi Askamtibmas Kasum ABRI dan tepat pada tanggal 20 Februari 1991, Kunarto yang berpangkat Letjen dilantik oleh Presiden Soeharto menjadi Kapolri untuk menggantikan Jenderal Polisi Drs Sanoesi. Selepas dari jabatan Kapolri pada 5 April 1993, dia tetap mendapat kepercayaan dari pemerintah, di antaranya sebagai Wakil Ketua BPKP saat ketuanya dipegang oleh JB Sumarlin hingga akhirnya memutuskan untuk tinggal di Bojonegoro. (*) (Foto: Museum.Polri.go.id)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011