Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menyebutkan roda perekonomian antara barat dan timur Sungai Brantas bisa semakin berputar menyusul pembukaan kembali jembatan di dekat alun-alun setelah sebelumnya diperbaiki.
"Alhamdulillah kami melakukan pembukaan jembatan, seremonial biasa saja. Harapan kami dengan dilebarkannya jembatan ini dan bisa digunakan kembali maka perekonomian semakin tumbuh, peredaran barang dan orang lancar di Kediri," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Sabtu.
Ia menambahkan jembatan ini diberi nama baru yakni Jembatan Alun-alun Bandar. Sebelumnya, jembatan ini dikenal dengan nama Jembatan Bandar Ngalim.
Pembangunan dilakukan dengan menggunakan anggaran dari pemerintah pusat. Jembatan ini menghubungkan antara wilayah Surabaya dengan Tulungagung.
"Bisa mendongkrak perekonomian di Kediri baik di barat dan timur sungai. Jembatan ini namanya Jembatan Alun-alun Bandar, yang sebelah mengakomodasi timur sungai (Sungai Brantas) dan bagian barat mengakomodasi barat sungai," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri Didik Catur menambahkan jembatan ini sudah bisa dilewati kendaraan roda dua dan roda empat setelah soft opening. Untuk kendaraan berat seperti bus, juga segera disosialisasikan bisa lewat jembatan ini.
"Kami sosialisasikan ke pemilik kendaraan, kami sampaikan sehingga mereka tahu kapan bisa dilewati. Pengalihan arus kami kembalikan lagi ke awal. Untuk bus pastinya kembali ke Terminal Tamanan," kata Didik.
Untuk truk, ia mengatakan tetap kembali ke pola lama yakni tidak boleh masuk ke Jalan Panglima Sudirman Kediri (alun-alun ke utara). Hal itu sebagai antisipasi kemacetan yang bisa saja terjadi jika kendaraan besar seperti truk masuk ke jalur utama di kota.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Kediri Kota AKP Prastya Yana mengatakan sudah menurunkan personelnya untuk membantu pengamanan setelah operasional jembatan ini dilakukan.
"Kami tetap standby (bersiap) personel karena ini masa pengenalan. Hari ini sampai malam, memastikan apakah pencahayaan bisa berfungsi," kata Prastya.
Jembatan Alun-alun Bandar yang menghubungkan barat dan timur Sungai Brantas tersebut dibangun pada tahun 1973. Jembatan itu merupakan jalur utama sehingga dilakukan rekonstruksi untuk memperlancar arus lalu lintas. Rekonstruksi dilakukan dengan diperlebar menjadi empat lajur dan dua jalur.
Dalam proses rekonstruksi jembatan itu, pemerintah pusat mengucurkan anggaran proyek sekitar Rp2,2 triliun.
Proyek pembangunan jembatan ini bagian dari rencana besar Kementerian PUPR untuk membangun kembali 37 jembatan di Pulau Jawa. Jembatan baru ini diperkirakan kuat hingga 100 tahun mendatang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Alhamdulillah kami melakukan pembukaan jembatan, seremonial biasa saja. Harapan kami dengan dilebarkannya jembatan ini dan bisa digunakan kembali maka perekonomian semakin tumbuh, peredaran barang dan orang lancar di Kediri," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Sabtu.
Ia menambahkan jembatan ini diberi nama baru yakni Jembatan Alun-alun Bandar. Sebelumnya, jembatan ini dikenal dengan nama Jembatan Bandar Ngalim.
Pembangunan dilakukan dengan menggunakan anggaran dari pemerintah pusat. Jembatan ini menghubungkan antara wilayah Surabaya dengan Tulungagung.
"Bisa mendongkrak perekonomian di Kediri baik di barat dan timur sungai. Jembatan ini namanya Jembatan Alun-alun Bandar, yang sebelah mengakomodasi timur sungai (Sungai Brantas) dan bagian barat mengakomodasi barat sungai," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri Didik Catur menambahkan jembatan ini sudah bisa dilewati kendaraan roda dua dan roda empat setelah soft opening. Untuk kendaraan berat seperti bus, juga segera disosialisasikan bisa lewat jembatan ini.
"Kami sosialisasikan ke pemilik kendaraan, kami sampaikan sehingga mereka tahu kapan bisa dilewati. Pengalihan arus kami kembalikan lagi ke awal. Untuk bus pastinya kembali ke Terminal Tamanan," kata Didik.
Untuk truk, ia mengatakan tetap kembali ke pola lama yakni tidak boleh masuk ke Jalan Panglima Sudirman Kediri (alun-alun ke utara). Hal itu sebagai antisipasi kemacetan yang bisa saja terjadi jika kendaraan besar seperti truk masuk ke jalur utama di kota.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Kediri Kota AKP Prastya Yana mengatakan sudah menurunkan personelnya untuk membantu pengamanan setelah operasional jembatan ini dilakukan.
"Kami tetap standby (bersiap) personel karena ini masa pengenalan. Hari ini sampai malam, memastikan apakah pencahayaan bisa berfungsi," kata Prastya.
Jembatan Alun-alun Bandar yang menghubungkan barat dan timur Sungai Brantas tersebut dibangun pada tahun 1973. Jembatan itu merupakan jalur utama sehingga dilakukan rekonstruksi untuk memperlancar arus lalu lintas. Rekonstruksi dilakukan dengan diperlebar menjadi empat lajur dan dua jalur.
Dalam proses rekonstruksi jembatan itu, pemerintah pusat mengucurkan anggaran proyek sekitar Rp2,2 triliun.
Proyek pembangunan jembatan ini bagian dari rencana besar Kementerian PUPR untuk membangun kembali 37 jembatan di Pulau Jawa. Jembatan baru ini diperkirakan kuat hingga 100 tahun mendatang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023