Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang melibatkan puluhan tenaga kesehatan (nakes) dalam operasi pemisahan bayi kembar siam berjenis kelamin perempuan bernama Aliyah dan Aisyah yang berusia 11 bulan.
Dokter spesialis anak Dr. dr. Satrio Wibowo Sp.A(K) Msi. Med dalam jumpa pers di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis, mengatakan ada kurang lebih sebanyak 40-50 nakes yang terlibat dalam operasi pemisahan kembar siam tersebut.
"Tim cukup besar, ada sekitar 40-50 orang yang terlibat. Mulai dari dokter ahli hingga tim keperawatan, farmasi, dan gizi," kata Satrio.
Satrio menjelaskan sejumlah dokter ahli yang terlibat dalam operasi pemisahan bayi kembar siam yang pertama kali dilakukan RSUD Saiful Anwar tersebut diketuai oleh dr Eko Sulistijono Sp.A(K) dan sekretaris tim dr Setya Mitra H, Sp.A(K).
Kemudian tim tersebut juga diisi dengan dokter spesialis bedah anak dr Widanto Sp.B., Sp. BA, dr Lulik Sp.BA, spesialis bedah plastik Dr. dr. Herman Yosef Sp.BP-RE(K), dan spesialis bedah toraks kardiovaskular (BTKV) dr. Artono, Sp.B, BTKV.
Selain itu melibatkan spesialis anestesi Dr Aswoco Andy Asmoro Sp.An, Dr Wiwi Wijaya Sp.An, dan Dr Rudi Dyno Sp.AN, serta spesialis anak Dr. Saptadi Sp.A(K), M.Kes, Dr. Kurniawan Taufik Kadafi Sp.A(K) M.Biomed, dan Dr. dr. Satrio Wibowo Sp.A(K) Msi. Med.
Ia menambahkan pelaksanaan operasi pemisahan bayi kembar siam tersebut merupakan tindakan yang kompleks sehingga dibutuhkan para dokter ahli dan spesialis dalam penangan bayi yang lahir pada 15 September 2022 di RSUD Saiful Anwar Kota Malang itu.
Baca juga: RSSA Malang akan lakukan operasi pemisahan bayi kembar siam
"Karena ini merupakan tindakan pertama dan cukup kompleks, maka kami melibatkan banyak tim," katanya.
Dalam kesempatan itu dokter spesialis bedah anak dr Widanto menambahkan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan tim dokter selama ini, bayi tersebut mengalami kondisi perut yang menempel dengan istilah omphalofagus.
Selain itu, lanjutnya, sebagian organ dalam liver atau hati dari kembar siam tersebut juga menempel serta ada penyatuan pada dinding tulang dada bayi. Bayi kembar siam tersebut memiliki dua buah liver yang sebagian menempel.
Untuk saat ini, lanjutnya, kondisi tersebut yang sudah diketahui secara pasti oleh tim dokter. Namun tidak menutup kemungkinan ada kelainan lain pada saat dilakukan tindakan pemisahan kembar siam itu.
"Tetapi yang perlu kami sampaikan, tidak menutup kemungkinan ada kelainan lain yang saat ini kita sama-sama belum ketahui, yang nanti mungkin baru ketahuan pada saat tindakan operasi pemisahannya," kata Widanto.
Nantinya usai pelaksanaan operasi yang akan berlangsung kurang lebih selama 10 hingga 12 jam tersebut, pasien akan ditempatkan di Unit Perawatan Intensif (ICU) untuk beberapa waktu. Orang tua juga tidak diperkenankan untuk kontak dengan pasien.
"Untuk waktu awal bahkan orang tua pun tidak diperkenankan untuk kontak, tetapi diberi kesempatan untuk melihat," katanya.
Pelaksanaan operasi pemisahan bayi kembar siam tersebut akan dilakukan pada Sabtu (12/8) mulai pukul 06.00 WIB. Proses persiapan pelaksanaan operasi tersebut sudah dilakukan oleh tim dokter sejak beberapa waktu lalu.
Operasi pemisahan bayi kembar siam tersebut merupakan yang pertama kali dilakukan oleh RSUD Saiful Anwar di wilayah Malang Raya, namun dengan melibatkan dokter-dokter ahli berpengalaman baik pada tingkat nasional dan internasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023