Probolinbggo – Pergelaran musik Jazz on Bromo dengan tema Harmoni Tengger di Cemorolawang, Sukapura, Probolinggo, Jumat (23/9) merupakan promosi bersama para pelaku wisata untuk membangkitkan kembali industri wisata di Jawa Timur, khususnya Gunung Bromo. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo mengungkapkan, pergelaran Jazz on Bromo merupakan gagasan Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Jero Wacik. Gagasan itu disampaikan saat Jero Wacik dilantik menjadi sesepuh Tengger pada perayaan Yadnya Kasada pertengahan Agustus lalu. Jero Wacik melontarkan gagasan tersebut setelah melihat kondisi wisata Gunung Bromo pascaerupsi yang memprihatinkan. Jero Wacik menyarankan untuk menggairahkan wisata Gunung Bromoo perlu sentuhan-sentuan. Ia kemudian menjanjikan menggeser tujuh konser jazz yang telah rutin digelar di obyek-obyekisata di Indonesia ke Gunung Bromo. Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Hari Untoro yang hadir dalam konser mewakili menteri mengungkapkan, konser jazz setalah di Bromo juga akan digelar di Borobudur (Jateng) dan Ambon. Hari Untoro mengungkapkan, menteri pariwisata akan terus mendorong upaya promosi pariwisata, karena itu menteri berjanji akan mengagendakan secara rutin setiap tahun konser Jazz on Bromo. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo, Tutug Edi Utomo berharap Jazz on Bromo bakal menjadi ikon baru wisata Gunung Bromo. Pergelaran jazz on Bromo juga akan dijadikan media promosi bersama dalam membangkitkan kembali wisata Gunung Bromo pascaerupsi. Jazz on Bromo dengan tema Harmoni Tengger kali ini menampilkan Syaharani (Jakarta), Koko Harsoe (Bali), Helga Sedli (Hungaria), John Rosenberg Trio (US), Artmoschestra (Malang),Prabumi (Yogyakarta),Bali Intertribal Organization – BAIO (Bali), Vigneswaren Raja Edran (India), dan Nancy Pontoh (Surabaya).

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011