Lomba "rap-kerrapan sapeh'"atau mainan karapan sapi tingkat sekolah dasar (SD) digelar di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur dalam rangka memeriahkan HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia di lapangan Waru.

Ketua Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Pamekasan Sapto Wahyono dalam keterangan di Pamekasan, Rabu menjelaskan lomba mainan yang digemari anak-anak di Kabupaten Pamekasan, ini sengaja digelar dalam rangka menumbuhkan rasa memiliki dan cinta terhadap budaya tradisional Madura, yakni karapan sapi.

"Karena itu, pada HUT Kemerdekaan RI kali ini, kami jadikan momentum yang tepat untuk melestarikan olahraga rekreasi yang ada di Pamekasan ini, salah satunya adalah 'rap-kerrapan sapeh' ini," katanya.

Sebagaimana layaknya karapan sapi, pada lomba "rap-kerrapan sapeh" ini juga mengadu kecepatan antartim.

Satu tim terdiri atas tiga orang dengan posisi, dua orang memosisikan diri seperti sapi, dan satu orang lagi sebagai joki sebagaimana pada pasangan sapi kerap.

Tangan kedua anak yang memosisikan diri seperti sapi itu bergandengan, sedangkan sang joko sapi kerap mengaitkan kaki dan betisnya ke tangan kedua anak tersebut.

Kedua anak yang memosisikan diri sebagai pasangan sapi kerap itu selanjutnya lari yang ditunggangi sang joki yang juga lari dengan satu kaki.

Tim yang terdiri atas tiga orang itu beradu cepat untuk mencapai garis finis dengan panjang lintasan sepanjang 300 meter.

Lomba "rap-kerrapan sapeh" tingkat SD pada HUT Kemerdekaan RI kali ini merupakan yang pertama kali.

"Untuk yang pertama ini, hanya digelar di Kecamatan Waru, dan ke depan akan serentak di semua kecamatan dengan tujuan untuk menanamkan rasa cinta dan rasa memiliki terhadap budaya tradisional Madura berupa karapan sapi," katanya.

'Rap-kerrapan sapeh' ini merupakan salah satu jenis olahraga rekreasi tradisional yang memang banyak digemari anak-anak di Pulau Madura.

Jenis olahraga lainnya adalah gobak sodor, bola kasti dan bhitek.

"Semua jenis olahraga rekreasi tradisional ini nantinya akan kami fasilitasi sebagai bentuk pelestarian budaya disamping mendidik generasi muda masa depan bangsa agar paham dan mengerti akan budaya dan tradisi yang ada dan berkembang di masyarakat," demikian Sapto Wahyono yang juga akademisi dari Universitas Madura (Unira) Pamekasan ini.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023