Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek memperketat pengawasan lalu lintas perdagangan ternak, khususnya untuk jenis sapi, demi mengantisipasi sebaran wabah antraks dari daerah lain.

"Saat ini belum ada laporan ada kasus di Trenggalek, namun patut waspada,” kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek Joko Susanto di Trenggalek, Senin.

Dikatakan, kesiagaan dan peningkatan pengawasan dilakukan di beberapa titik perbatasan, khususnya yang berdekatan dengan daerah pinggiran Kabupaten Tulungagung.

Pengetatan lalu lintas ternak itu dilakukan di daerah-daerah yang dinilai krusial menjadi jalur perdagangan ternak sapi, seperti di wilayah Kecamatan Durenan dan Kecamatan Bendungan yang berbatasan langsung dengan Tulungagung.

"Apalagi di Kecamatan Bendungan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Pagerwojo. Di sana banyak sekali peternak sapi perah. Selain di beberapa titik tertentu, kita juga lakukan pemeriksaan di pasar-pasar," ujarnya.

Selain pemeriksaan kesehatan hewan hingga sosialisasi kepada masyarakat, petugas juga menggencarkan vaksinasi.

Dia menyebut saat ini vaksin pada hewan ternak itu telah masuk tahap tiga. Selain untuk antisipasi antraks, vaksinasi itu dilakukan untuk menanggulangi penyakit lain pada ternak seperti PMK dan LSD.

"Jadi ada petugas khusus yang sudah kompeten sudah mengikuti bimtek terjun ke masyarakat langsung, nanti jika ada hewan yang terindikasi sakit segera kita isolasi," tuturnya.

Di luar itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak tergiur dengan harga beli ternak yang cenderung murah, utamanya yang berasal dari daerah endemi.

Sebab harga ternak yang tak lazim itu patut dicurigai terpapar penyakit tertentu. Apalagi terdapat jenis penyakit tertentu yang gejalanya sulit terdeteksi oleh masyarakat awam.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023