Madiun - Empat dari 15 kecamatan di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, rawan terjadi kekeringan pada kemarau tahun ini. Kepala Sub Bidang Rehabilitasi, Badan Kesatuan Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol dan Linmas) Kabupaten Madiun, Subandi, Rabu, mengatakan, empat kecamatan rawan kekeringan tersebut meliputi, Kecamatan Pilangkenceng, Saradan, Madiun, dan Balerejo. "Pada umumnya seluruh daerah di Kabupaten Madiun rawan terjadi kekeringan saat kemarau. Namun, daerah terparah terjadi kekeringan dari tahun ke tahun adalah empat kecamatan tersebut di atas," ujarnya. Menurut dia, kekeringan yang dikhawatirkan adalah kekeringan yang melanda sawah atau lahan pertanian. Untuk pemukiman penduduk, pihaknya tidak terlalu takut karena sudah ada PDAM setempat yang siap melakukan "droping" atau distribusi air bersih kapanpun warga meminta. Pihaknya merinci lahan persawahan di empat kecamatan rawan kekeringan tersebut yang terancam puso meliputi, lahan di Kecamatan Madiun seluas 211 hektare. Selain itu, di Kecamatan Balerejo seluas 243 hektare, Kecamatan Saradan seluas 145 hektare, dan Kecamatan Pilangkenceng seluas 336 hektare. Dari sejumlah lahan yang rawan kekeringan tersebut, yang telah dinyatakan puso oleh dinas terkait mencapai 11,5 hektare. Lahan tersebut tersebar di sejumlah desa di Kecamatan Balerejo dan Pilangkenceng. "Untuk wilayah Kecamatan Madiun dan Saradan, juga tidak terlalu ditakutkan karena sejumlah sumur pantek atau diesel milik petani masih mengeluarkan air. Hal ini ditambah pasokan air dari Pabrik Gula Rejo Agung Baru untuk wilayah Kecamatan Madiun," terang dia. Untuk mengatasi kekeringan tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pertanian setempat mengimbau kepada kelompok tani untuk memperhitungkan lamanya masa tanam benih hingga masa panen mendatang. Selain itu, untuk menunjang irigasi yang diperlukan, pihak Pemkab Madiun melalui dinas-dinas terkait juga mengoptimalkan jaringan pengairan yang ada. "Namun, selama ini petani secara mayoritas memang masih menggunakan sumber air dari sumur pompa dalam yang disediakan pemerintah serta sumur pompa pantek atau diesel secara swadaya," katanya. Sekretaris Bakesbangpol dan Linmas, Setiono, menambahkan, guna mengatasi kekeringan, pihaknya juga akan mengoptimalkan irigasi dari sejumlah waduk di Kabupaten Madiun, seperti Waduk Dawuhan, Notopuro, Saradan, dan waduk yang terbaru, Waduk Pilangkenceng. "Meski debit air waduk juga semakin menyusut, namun kami tetap melakukan pengairan semaksimal mungkin," kata Setiono. Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Madiun mencatat, luas areal pertanian di Kabupaten Madiun untuk musim tanam kemarau kedua (MK II) kali ini mencapai 14.000 hektare lebih. Luas lahan ini menyusut dari MK I sebelumnya yang mencapai 32.000 hektare lebih.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011