Seorang warga Sidoarjo, Jawa Timur bernama Sujiati mengajak 25 orang perempuan mantan karyawan pabrik yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk menemukan peluang usaha, dengan bergabung di Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar.
"Pada tahun 2020, banyak rekan di pabrik yang terdampak PHK. Saya pun tergerak untuk mengajak mereka untuk ikut memproduksi kerajinan kulit secara mandiri seperti saya," kata Sujiati dalam keterangannya, di Sidoarjo, Selasa.
Namun, tidak seperti Sujiati yang memang telah menyisihkan uang tabungan untuk berusaha, rekan-rekannya tidak memiliki modal sepeser pun.
Sujiati tidak kehabisan akal, selain membutuhkan tambahan bahan baku, ia juga ingin rekan-rekannya kembali mampu memberi nafkah untuk keluarganya.
Sujiati memutuskan untuk bergabung menjadi nasabah PNM Mekaar untuk mendapat tambahan modal sekaligus memboyong 25 rekan-rekannya untuk menjadi anggota kelompok yang dipimpin oleh dirinya.
Baca juga: Warga Sidoarjo ajak puluhan korban PHK gabung PNM Mekaar
Baginya, mengajukan pinjaman di Mekaar mudah dan merasa sangat terbantu oleh account officer (AO) yang mendampinginya menjalani usaha.
"Ini alasan utama saya gabung Mekaar dan ajak teman-teman saya. Sebagai ketua kelompok, saya yang bertanggung jawab atas lancarnya cicilan mereka, saya yang pilih anggota kelompok saya sendiri yang saya sudah kenal bertahun-tahun seperti apa mereka," kata Sujiati.
Sebanyak 25 rekan sejawatnya pun ikut membantu produksi kerajinan kulit di rumah Sujiati dan memasarkan produk-produknya kepada calon pembeli. Berkat kegigihannya membantu perempuan lain di masa sulit, Tuhan pun membuka jalan seluas-luasnya bagi usaha Sujiati.
Produk hasil jahitannya semakin tumbuh hingga dilirik pabrik di Kota Solo untuk memproduksi sepatu kulit. Hingga kini, Sujiati bukan hanya mampu menyejahterakan keluarganya, tetapi juga telah membuka lapangan pekerjaan kepada kurang lebih 100 karyawan di rumahnya.
"Hidup tanpa penghasilan tetap saja sudah berat apalagi sampai kena PHK, tapi kita sebagai sesama perempuan bisa saling mendukung satu dengan yang lain," katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Pada tahun 2020, banyak rekan di pabrik yang terdampak PHK. Saya pun tergerak untuk mengajak mereka untuk ikut memproduksi kerajinan kulit secara mandiri seperti saya," kata Sujiati dalam keterangannya, di Sidoarjo, Selasa.
Namun, tidak seperti Sujiati yang memang telah menyisihkan uang tabungan untuk berusaha, rekan-rekannya tidak memiliki modal sepeser pun.
Sujiati tidak kehabisan akal, selain membutuhkan tambahan bahan baku, ia juga ingin rekan-rekannya kembali mampu memberi nafkah untuk keluarganya.
Sujiati memutuskan untuk bergabung menjadi nasabah PNM Mekaar untuk mendapat tambahan modal sekaligus memboyong 25 rekan-rekannya untuk menjadi anggota kelompok yang dipimpin oleh dirinya.
Baca juga: Warga Sidoarjo ajak puluhan korban PHK gabung PNM Mekaar
Baginya, mengajukan pinjaman di Mekaar mudah dan merasa sangat terbantu oleh account officer (AO) yang mendampinginya menjalani usaha.
"Ini alasan utama saya gabung Mekaar dan ajak teman-teman saya. Sebagai ketua kelompok, saya yang bertanggung jawab atas lancarnya cicilan mereka, saya yang pilih anggota kelompok saya sendiri yang saya sudah kenal bertahun-tahun seperti apa mereka," kata Sujiati.
Sebanyak 25 rekan sejawatnya pun ikut membantu produksi kerajinan kulit di rumah Sujiati dan memasarkan produk-produknya kepada calon pembeli. Berkat kegigihannya membantu perempuan lain di masa sulit, Tuhan pun membuka jalan seluas-luasnya bagi usaha Sujiati.
Produk hasil jahitannya semakin tumbuh hingga dilirik pabrik di Kota Solo untuk memproduksi sepatu kulit. Hingga kini, Sujiati bukan hanya mampu menyejahterakan keluarganya, tetapi juga telah membuka lapangan pekerjaan kepada kurang lebih 100 karyawan di rumahnya.
"Hidup tanpa penghasilan tetap saja sudah berat apalagi sampai kena PHK, tapi kita sebagai sesama perempuan bisa saling mendukung satu dengan yang lain," katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023