Beijing (ANTARA/AFP) - China, Senin, menyeru untuk dimulainya kembali perundingan enam negara mengenai perlucutan senjata nuklir Korea Utara, menjelang pertemuan utusan tingkat tinggi Korea Utara dan Korea Selatan di Beijing.
Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi mengatakan kekuatan regional harus memanfaatkan kemauan para pihak untuk membahas upaya dimulainya kembali perundingan, yang ditinggalkan oleh Korea Utara secara resmi pada April 2009.
"Kami senang melihat bahwa ada beberapa interaksi positif yang baru antara pihak-pihak terkait terkait dimulai kembalinya perundingan enam pihak, " kata Yang dalam sebuah seminar untuk memperingati tahun ke enam satu-satunya "pernyataan bersama" yang dihasilkan oleh perundingan itu.
"Para pihak harus merebut peluang dan menjaga momentum
dialog." Kepala perundingan nuklir Korea Selatan Wi Sung-Lac dan timpalannya dari Korea Utara Ri Yong-Ho akan bertemu di Beijing pada Rabu untuk putaran kedua perundingan di antara mereka dalam tiga bulan terakhir yang bertujuan untuk memulai kembali perundingan enam pihak.
Prospek untuk menghidupkan kembali dialog telah diliputi oleh ketegangan yang tumbuh di semenanjung Korea, setelah Korea Selatan menuduh Korea Utara melakukan dua serangan mematikan tahun lalu.
Tetapi pengumuman Korea Utara November lalu mengenai pabrik pengayaan uraniumnya, yang dapat memproduksi senjata atom, menjadikan perundingan enam pihak mendesak untuk segera dimulai kembali.Perundingan enam pihak itu melibatkan Korea Utara, Korea Selatan, China, Amerika Serikat, Jepang dan Rusia.
"Selama kita semua mememenuhi semangat pernyataan bersama 19 September dan terlibat dalam konsultasi jujur ??berdasarkan rasa saling menghormati dan saling pengertian, perundingan enam pihak akan dilanjutkan terus dan menghasilkan hasil, "kata Yang.
Pernyataan 19 September yang ditandatangani di Beijing pada tahun 2005 oleh enam negara itu menawarkan Korea Utara bantuan ekonomi dan energi dan hubungan diplomatik kuat jika negara itu menghentikan program senjata nuklirnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011