Pengurus Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) Jawa Timur mengingatkan bahwa guru BK memiliki tugas membantu setiap siswa menemukan potensi dirinya masing-masing.

"Secara umum anak-anak sering sangat sulit menemukan potensi dirinya. Contoh sederhana, ajak anak-anak menemukan kelebihan dirinya yang selama ini tidak mereka sadari," kata Bendahara Umum MGBK Jatim Evy Yulistiwati Pramono, SPd, di hadapan para guru BK Sekolah Menengah Kejuaraan (SMK) Kabupaten Situbondo di SMK Ibrahimy 1 Sukorejo, Situbondo, Rabu.

Para guru BK SMK negeri dan swasta itu mengikuti pelatihan "Penyusunan Program BK mengenai Softskill Persiapan Kerja" yang didukung oleh Yayasan Save the Children Indonesia.

Pada pelatihan itu, peserta dikenalkan pada sejumlah perangkat mengenai bagaimana guru BK membantu siswa dalam mengenali tipe kecerdasannya dan tipe kepribadiannya, yang dilengkapi dengan lembar pengisian angket.

Menurut Evy, bagi seorang guru yang sudah mengenyam pendidikan tinggi dan pergulatan dalam kehidupan yang lebih lama, akan sangat mudah mengenali kelebihan dan kelemahan dirinya, tapi bagi anak-anak tentu sangat tidak mudah.

"Luangkan waktu 10 menit di kelas, sebelum kita memulai pelajaran, terutama anak baru. Ajak mereka mengidentifikasi kelebihan dirinya dari sisi fisik. Pengalaman saya, anak-anak kadang merasa frustrasi karena merasa tidak memiliki kelebihan. Inilah kesempatan guru BK untuk membantu mereka," kata guru BK di SMKN 1 Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso ini.

Ia menjelaskan, kadang anak perlu ditunjukkan bahwa dia memiliki kelebihan pada tinggi badan atau pada model rambut yang tidak dimiliki anak lainnya.

Ketika mereka sudah menyadari diri secara fisik, guru bisa menggali pemahaman anak mengenal kelebihan dirinya di bidang kehidupan, misalnya di rumah suka memelihara tanaman atau bunga.   

"Biasanya, hal-hal seperti itu tidak pernah disadari sebagai kelebihan, terutama anak-anak yang di rumahnya tidak pernah mendapatkan pujian. Pemahaman akan potensi seperti ini sangat berarti," katanya.

Sementara bagi anak yang memang menyadari memiliki kekurangan, seperti kurang percaya diri, guru harus mengajak siswa menggali hal terdalam apa yang membuat anak tidak percaya diri.

"Misalnya, si anak menganggap dirinya tidak pernah memiliki nilai bagus di sekolah. Ajak anak untuk mengenali hobinya di rumah. Misalnya suka menulis buku harian, anak bisa didorong untuk berlatih menjadi penulis," tuturnya.

Melalui kegiatan ini diharapkan guru BK memiliki keahlian dalam menangani permasalahan yang dihadapi siswa.

 

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023