Korban keracunan makanan di Cimahi, Jawa Barat, masih terus berdatangan ke Puskesmas Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, yang dijadikan Posko Keracunan Makanan, sampai Senin siang ini.
Pemantauan ANTARA dari lokasi, terlihat sejak pagi sampai siang ini pasien masih berdatangan dengan keluhan sakit pada perut dan mual, ambulans pun beberapa kali pulang pergi mengantarkan pasien.
Pihak Puskesmas melakukan observasi untuk melihat kondisi pada korban. Kika kondisinya baik, pasien akan dipulangkan untuk rawat jalan, namun bagi yang masih harus menerima perawatan lanjutan, mereka dirujuk ke rumah sakit dengan diantar ambulans.
Kepala Puskesmas Suerlina Sitompul mengungkapkan sejak pagi sampai pukul 11.00 WIB ada sekitar 14 orang pasien yang datang ke posko. "Sampai saat ini ada 14 orang yang datang periksa dengan keluhan sama," ucapnya.
Suerlina mengatakan para pasien tersebut ketika datang langsung diobservasi mulai dari tensi, kadar oksigen, dan cek lab (darah).
"Jika pasien kita lihat bagus hasilnya, kita bekali obat untuk perawatan di rumah. Namun jika berat seperti ada demam, sesak, sulit bernafas, itu kita langsung rujuk ke RS," ucapnya.
Sampai saat ini, menurutnya, sudah ada sekitar tiga sampai empat orang yang dirujuk ke rumah sakit di sekitar Cimahi. "Ada juga satu anak-anak yang dirujuk," ucapnya.
Dari informasi yang dihimpun, keracunan massal ini diduga akibat makanan saat kegiatan reses salah satu anggota DPRD Kota Cimahi di Kelurahan Padasuka yang berisi nasi, telur balado dan ayam suwir pada Sabtu (22/7).
Sampai saat ini dikabarkan korban keracunan sudah sekitar 300 orang dari sekitar 350 peserta yang hadir saat kegiatan reses. Korban berasal dari tiga kelurahan yakni Kelurahan Setiamanah, Kelurahan Cimahi, dan Kelurahan Padasuka.
Para korban yang harus menerima perawatan lanjutan, dirujuk ke RS Mitra Kasih, RS Cibabat, RS Dustira, RS Kasih Bunda, RS Mall, dan ada juga yang dialihkan ke RS Hasan Sadikin karena beberapa rumah sakit seperti Cibabat dan Mitra Kasih kelebihan pasien.
Pihak Puskesmas Padasuka juga telah mengirimkan sampel makanan untuk diuji di Labkesda Jawa Barat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Pemantauan ANTARA dari lokasi, terlihat sejak pagi sampai siang ini pasien masih berdatangan dengan keluhan sakit pada perut dan mual, ambulans pun beberapa kali pulang pergi mengantarkan pasien.
Pihak Puskesmas melakukan observasi untuk melihat kondisi pada korban. Kika kondisinya baik, pasien akan dipulangkan untuk rawat jalan, namun bagi yang masih harus menerima perawatan lanjutan, mereka dirujuk ke rumah sakit dengan diantar ambulans.
Kepala Puskesmas Suerlina Sitompul mengungkapkan sejak pagi sampai pukul 11.00 WIB ada sekitar 14 orang pasien yang datang ke posko. "Sampai saat ini ada 14 orang yang datang periksa dengan keluhan sama," ucapnya.
Suerlina mengatakan para pasien tersebut ketika datang langsung diobservasi mulai dari tensi, kadar oksigen, dan cek lab (darah).
"Jika pasien kita lihat bagus hasilnya, kita bekali obat untuk perawatan di rumah. Namun jika berat seperti ada demam, sesak, sulit bernafas, itu kita langsung rujuk ke RS," ucapnya.
Sampai saat ini, menurutnya, sudah ada sekitar tiga sampai empat orang yang dirujuk ke rumah sakit di sekitar Cimahi. "Ada juga satu anak-anak yang dirujuk," ucapnya.
Dari informasi yang dihimpun, keracunan massal ini diduga akibat makanan saat kegiatan reses salah satu anggota DPRD Kota Cimahi di Kelurahan Padasuka yang berisi nasi, telur balado dan ayam suwir pada Sabtu (22/7).
Sampai saat ini dikabarkan korban keracunan sudah sekitar 300 orang dari sekitar 350 peserta yang hadir saat kegiatan reses. Korban berasal dari tiga kelurahan yakni Kelurahan Setiamanah, Kelurahan Cimahi, dan Kelurahan Padasuka.
Para korban yang harus menerima perawatan lanjutan, dirujuk ke RS Mitra Kasih, RS Cibabat, RS Dustira, RS Kasih Bunda, RS Mall, dan ada juga yang dialihkan ke RS Hasan Sadikin karena beberapa rumah sakit seperti Cibabat dan Mitra Kasih kelebihan pasien.
Pihak Puskesmas Padasuka juga telah mengirimkan sampel makanan untuk diuji di Labkesda Jawa Barat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023