PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero) fokus memperkuat kontribusi bisnis hulu, tengah, hingga hilir untuk menjaga keberlangsungan bisnis perseroan di tengah tantangan yang dihadapi saat ini.
"Banyak isu dan tantangan yang dihadapi saat ini. Namun, di balik itu terdapat peluang yang cukup besar bagi PGN untuk menjaga kelangsungan perusahaan menjadi agregator gas nasional ke depan," ujar Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko dalam pertemuannya dengan Equity Analysts dan Investors PGN di Kantor PGN Pusat, Jakarta.
Menjawab tantangan saat ini dan menopang kinerja perseroan, menurut Arief, dalam keterangannya, PGN berfokus dalam optimalisasi di berbagai sektor bisnis untuk menopang kinerja perseroan.
Dari sisi hulu (upstream), beberapa waktu lalu, PGN Saka menambah volume produksi sebanyak 2.200 barel per hari minyak dengan no water contain.
Kemudian, ada tambahan gas yang bisa dimanfaatkan sebesar 20-40 MMSCFD serta masih memiliki potensi 8.800-10.000 barel minyak per hari dari Blok Pangkah.
"Ke depan, bisnis upstream dapat berkontribusi lebih besar untuk PGN dan turut mendukung peningkatan lifting migas untuk negara," katanya.
Arief menjelaskan sinergi Pertamina Grup dengan PT Pertamina Hulu Rokan melalui pembangunan pipa minyak Rokan, telah berkontribusi terhadap pendapatan perseroan sebesar 11,8 juta dolar AS per bulan.
"Dalam bidang pengembangan dan pengelolaan infrastruktur pipa gas, terutama di area Sumatera telah terhubung ke Singapura, Batam, hingga Jawa bagian barat. Saat ini, pun sedang dibangun pipa dari Cirebon ke Semarang, di mana terdapat potensi demand di kawasan industri Jawa Tengah. Sei Mangkei ke Dumai juga akan kami sambungkan. Kami juga ada Kalija dan apabila WNTS telah terhubung dengan Sumatera, maka akan menambah pasokan gas apabila kekurangan pasokan dan meningkatkan volume penjualan gas," tambahnya.
Menurut dia, kilang-kilang Pertamina sebagai bagian dari Holding Migas, juga akan dipasok gasnya, seperti Kilang Cilacap, Balongan, dan Balikpapan.
"Ini adalah captive kita yang berpotensi menjadi big buyer. Sebagai awal, volume yang akan disalurkan sekian puluh MMSCFD gas untuk Subholding Kilang," jelasnya.
Arief mengatakan dalam pengembangan bisnis beyond pipeline, PGN mulai membangun storage LNG melalui proyek revitalisasi tangki LNG di Arun, yang mana ada potensi captive tenant untuk menampung LNG.
Upaya maksimal dan intensif juga terus dilakukan PGN terkait dengan pemenuhan kontrak LNG trading yang dilaksanakan perseroan dengan sejumlah pihak.
"Tantangan menjadi peluang yang kuat. Tahap-tahapnya sudah berjalan dan sudah ada sedikit lampu hijau berkaitan dengan kontrak LNG trading. Kami berharap dapat memberikan hasil positif dan ke depannya bisnis ini akan dapat menopang kinerja PGN," katanya.
Arief juga menegaskan komitmen PGN dalam menjaga keandalan pasokan. Komunikasi yang intensif dengan pemerintah terus dilakukan dalam rangka mendapatkan alokasi pasokan gas.
Selain itu juga, program liability management dengan melalukan buyback bond PGN dan Saka dijalankan perseroan dalam upaya menjaga kinerja perusahaan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Banyak isu dan tantangan yang dihadapi saat ini. Namun, di balik itu terdapat peluang yang cukup besar bagi PGN untuk menjaga kelangsungan perusahaan menjadi agregator gas nasional ke depan," ujar Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko dalam pertemuannya dengan Equity Analysts dan Investors PGN di Kantor PGN Pusat, Jakarta.
Menjawab tantangan saat ini dan menopang kinerja perseroan, menurut Arief, dalam keterangannya, PGN berfokus dalam optimalisasi di berbagai sektor bisnis untuk menopang kinerja perseroan.
Dari sisi hulu (upstream), beberapa waktu lalu, PGN Saka menambah volume produksi sebanyak 2.200 barel per hari minyak dengan no water contain.
Kemudian, ada tambahan gas yang bisa dimanfaatkan sebesar 20-40 MMSCFD serta masih memiliki potensi 8.800-10.000 barel minyak per hari dari Blok Pangkah.
"Ke depan, bisnis upstream dapat berkontribusi lebih besar untuk PGN dan turut mendukung peningkatan lifting migas untuk negara," katanya.
Arief menjelaskan sinergi Pertamina Grup dengan PT Pertamina Hulu Rokan melalui pembangunan pipa minyak Rokan, telah berkontribusi terhadap pendapatan perseroan sebesar 11,8 juta dolar AS per bulan.
"Dalam bidang pengembangan dan pengelolaan infrastruktur pipa gas, terutama di area Sumatera telah terhubung ke Singapura, Batam, hingga Jawa bagian barat. Saat ini, pun sedang dibangun pipa dari Cirebon ke Semarang, di mana terdapat potensi demand di kawasan industri Jawa Tengah. Sei Mangkei ke Dumai juga akan kami sambungkan. Kami juga ada Kalija dan apabila WNTS telah terhubung dengan Sumatera, maka akan menambah pasokan gas apabila kekurangan pasokan dan meningkatkan volume penjualan gas," tambahnya.
Menurut dia, kilang-kilang Pertamina sebagai bagian dari Holding Migas, juga akan dipasok gasnya, seperti Kilang Cilacap, Balongan, dan Balikpapan.
"Ini adalah captive kita yang berpotensi menjadi big buyer. Sebagai awal, volume yang akan disalurkan sekian puluh MMSCFD gas untuk Subholding Kilang," jelasnya.
Arief mengatakan dalam pengembangan bisnis beyond pipeline, PGN mulai membangun storage LNG melalui proyek revitalisasi tangki LNG di Arun, yang mana ada potensi captive tenant untuk menampung LNG.
Upaya maksimal dan intensif juga terus dilakukan PGN terkait dengan pemenuhan kontrak LNG trading yang dilaksanakan perseroan dengan sejumlah pihak.
"Tantangan menjadi peluang yang kuat. Tahap-tahapnya sudah berjalan dan sudah ada sedikit lampu hijau berkaitan dengan kontrak LNG trading. Kami berharap dapat memberikan hasil positif dan ke depannya bisnis ini akan dapat menopang kinerja PGN," katanya.
Arief juga menegaskan komitmen PGN dalam menjaga keandalan pasokan. Komunikasi yang intensif dengan pemerintah terus dilakukan dalam rangka mendapatkan alokasi pasokan gas.
Selain itu juga, program liability management dengan melalukan buyback bond PGN dan Saka dijalankan perseroan dalam upaya menjaga kinerja perusahaan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023