Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim mengajak awak media atau para jurnalis menggalakkan kampanye pendidikan ramah, dengan mengabarkan apa yang sudah dilakukan pemerintah kepada masyarakat.
"Mari terus bergerak serentak mewujudkan lingkungan pendidikan yang merdeka dari kekerasan," kata Nadiem saat memberikan pengantar secara daring di acara Seminar Nasional Pendidikan, yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Gresik dan Dinas Pendidikan, Senin.
Nadiem mengatakan saat ini terus menguatkan upaya pendidikan ramah dengan menghapus tiga doa besar pendidikan, yakni perundungan, pelecehan seksual dan intoleransi.
Penghapusan dilakukan dengan penerbitan peraturan menteri tentang pencegahan dan penanggulangan pelecehan seksual di perguruan tinggi, serta merancang regulasi di tingkat PAUD, SD hingga sekolah menengah.
Dalam seminar yang mengusung tema problematik "Tiga Dosa Pendidikan" itu dihadiri Anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani serta Wakil Bupati Aminatun Habibah.
Zainuddin Maliki mengatakan pentingnya penguatan karakter dalam mengikis perundungan, pelecehan seksual dan intoleransi di dunia pendidikan.
"Itu yang selalu saya tekankan kepada kementerian, agar penguatan karakter menjadi salah satu prioritas," katanya.
Politikus PAN itu juga menyoroti terkait kurikulum yang saat ini hanya berfokus pada penilaian literasi dan numerasi. Sementara karakter hanya dilihat dari survei.
"Akar permasalahannya ada di karakter. Dan penguatan karakter itu harus dilakukan pendalaman. Tidak bisa hanya disurvei, harus setiap hari dilakukan. Pembenahan karakter dibutuhkan kemauan, kesungguhan dan pembiasaan. Butuh waktu," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Gresik S Hariyanto mengatakan pembahasan tiga dosa besar pendidikan ini penting dalam rangka merealisasikan sekolah ramah anak.
"Serta mewujudkan Gresik sebagai kabupaten layak anak. Tahun 2022 Gresik sudah meraih kategori Nindya atau medium, tahun ini targetnya Gresik kategori utama," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Mari terus bergerak serentak mewujudkan lingkungan pendidikan yang merdeka dari kekerasan," kata Nadiem saat memberikan pengantar secara daring di acara Seminar Nasional Pendidikan, yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Gresik dan Dinas Pendidikan, Senin.
Nadiem mengatakan saat ini terus menguatkan upaya pendidikan ramah dengan menghapus tiga doa besar pendidikan, yakni perundungan, pelecehan seksual dan intoleransi.
Penghapusan dilakukan dengan penerbitan peraturan menteri tentang pencegahan dan penanggulangan pelecehan seksual di perguruan tinggi, serta merancang regulasi di tingkat PAUD, SD hingga sekolah menengah.
Dalam seminar yang mengusung tema problematik "Tiga Dosa Pendidikan" itu dihadiri Anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani serta Wakil Bupati Aminatun Habibah.
Zainuddin Maliki mengatakan pentingnya penguatan karakter dalam mengikis perundungan, pelecehan seksual dan intoleransi di dunia pendidikan.
"Itu yang selalu saya tekankan kepada kementerian, agar penguatan karakter menjadi salah satu prioritas," katanya.
Politikus PAN itu juga menyoroti terkait kurikulum yang saat ini hanya berfokus pada penilaian literasi dan numerasi. Sementara karakter hanya dilihat dari survei.
"Akar permasalahannya ada di karakter. Dan penguatan karakter itu harus dilakukan pendalaman. Tidak bisa hanya disurvei, harus setiap hari dilakukan. Pembenahan karakter dibutuhkan kemauan, kesungguhan dan pembiasaan. Butuh waktu," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Gresik S Hariyanto mengatakan pembahasan tiga dosa besar pendidikan ini penting dalam rangka merealisasikan sekolah ramah anak.
"Serta mewujudkan Gresik sebagai kabupaten layak anak. Tahun 2022 Gresik sudah meraih kategori Nindya atau medium, tahun ini targetnya Gresik kategori utama," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023