KPU RI telah menetapkan DPT Pemilu Serentak 2024 pada 2 Juli 2023 di Gedung KPU RI, Jakarta. Sebanyak 204.807.222 pemilih yang terdiri dari 102.218.503 pemilih laki-laki dan 102.588.719 pemilih perempuan, akan memilih Pemimpin dan Wakil Rakyat pada Hari Rabu, 14 Februari 2024.

Artinya jika menilik DPT Pemilu Serentak 2019, yang saat itu berjumlah 190.779.466 pemilih, pemilih Pemilu Serentak 2024 naik sebanyak 14.027.756 pemilih.

KPU RI juga telah merilis infografis pemilih berdasarkan generasi dan usia yang mengklasifikasi usia pemilih.

Di mana pemilih dengan rentang usia lahir sebelum tahun 1945 atau yang disebut sebagai Generasi Pre-Boomer sebanyak 1,74 persen pemilih, rentang usia 1946-1964 atau yang disebut Generasi Baby Boomer sebanyak 13,73 persen pemilih, rentang usia 1965-1980 atau yang disebut Generasi X sebanyak 28,07 persen pemilih, rentang usia 1981-1996 atau yang disebut Generasi Y/Milenial sebanyak 33,60 persen pemilih, serta rentang usia 1997-2009 atau yang disebut Generasi Z sebanyak 22,85 persen pemilih.

Jika melihat data tersebut, mayoritas pemilih berada pada usia 17-40 tahun yaitu sebesar 51,93 persen pemilih dan pemilih usia lebih dari 40 tahun sebesar 48,07 persen.

Dari data Pemilih Pemilu Serentak 2024, mayoritas pemilih merupakan penduduk yang masuk dalam klasifikasi Indonesia Emas 2045 yang dicanangkan oleh Pemerintahan Joko Widodo. Indonesia Emas 2045 adalah Visi 100 Tahun Indonesia dimana hal tersebut dicanangkan dalam RPJPN 2025-2045 yang dimulai penyusunannya oleh Pemerintah pada 15 Juni 2023.

Artinya Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR-RI, Anggota DPD-RI, Anggota DPRD Provinsi, dan Anggota DPRD Kota/Kabupaten yang terpilih dalam Pemilu Serentak 2024 nantinya akan menjadi pioner yang akan menjalankan program Indonesia Emas 2045. 

Pentingnya Visi Indonesia Emas 2045 untuk dimasukkan dalam variabel Pemilu Serentak 2024 adalah RPJMN 2025-2030, akan didasarkan dari visi dan misi calon Presiden dan Wakil Presiden yang akan berkontestasi pada Pemilu Serentak 2024. Selain itu, turunan dari RPJMN ini akan melahirkan RPJMD Provinsi dan RPJMD Kota/Kabupaten.


Visi Indonesia emas 2045

Berdasarkan website resmi Bappenas, Indonesia Emas 2045 adalah pencapaian visi Indonesia yang dalam menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka, pembangunan Indonesia didasarkan pada empat pilar pembangunan.

Adapun pilar tersebut meliputi Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, Pemerataan Pembangunan, serta Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan

 Tentunya pilar-pilar pembangunan tersebut didasarkan pada Ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar konstitusi, berbangsa dan bernegara.

Sementara penjabaran dari Visi Indonesia Emas 2045 tersebut akan dimulai dari penyusunan RPJPN 2025-2045 yang menekankan pada 5 sasaran misi yang terdiri dari target pendapatan Per-Kapita Setara Negara Maju; Kemiskinan menuju 0 persen dan Ketimpangan Berkurang; Kepemimpinan dan Pengaruh Dunia Internasional Meningkat; Daya Saing Sumber Daya Manusia Meningkat; serta Intensitas Emisi Gas Rumah Kaca Menurun menuju Net Zero Emmission.

Dari 5 sasaran misi tersebut, akan terdapat 8 agenda yang dicanangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Indonesia 2025-2045 yang terdiri dari Mewujudkan Transformasi Sosial; Mewujudkan Transformasi Ekonomi; Mewujudkan Transformasi Tata Kelola; Memantapkan Supremasi Hukum, Stabilitas, dan Ketangguhan Nasional; Memantapkan Ketahanan Sosial Budaya dan Ekologi; Mewujudkan Pembangunan kewilayahan yang merata dan berkualitas; Mewujudkan sarana dan prasarana yang berkualitas dan ramah lingkungan; serta Mewujudkan kesinambungan pembangunan.

Jika dilihat dari detail program yang telah dicanangkan pemerintah dalam visi Indonesia Emas 2045, suksesnya Pemilu Serentak 2024 merupakan salah satu syarat penting untuk mewujudkan kemajuan Indonesia.

Jika pemerintah yang terbentuk melalui pemilu memiliki legitimasi, maka stabilitas pembangunan nasional juga akan terjaga. Dan untuk mencapai legitimasi suara rakyat tersebut, faktor tingginya partisipasi masyarakat tidak boleh dikesampingkan dari penyelenggaraan Pemilu Serentak 2024.


Tipologi pemilih kunci partisipasi

Untuk mencapai tingginya Partisipasi Masyarakat pada Pemilu Serentak 2024 dibutuhkan pemahaman tentang tipologi pemilih sebagai kunci. Menilik DPT yang dirilis oleh KPU RI, mayoritas pemilih adalah kaum muda yang memiliki idealitas tinggi.

Mereka adalah Generasi X, Generasi Y dan Generasi Z yang mendominasi Usia Pemilih yang mencapai 84,52 persen. Artinya, KPU sebagai penyelenggara teknis Pemilu Serentak 2024 harus memahami ciri-ciri dari tiap generasi tersebut dalam membangun program sosialisasi dan pendidikan pemilih berdasarkan teori generasi Strauss dan Howe.

Menurut Strauss dan Howe, Generasi X dengan jumlah 57.489.387 pemilih memiliki beberapa ciri seperti mampu beradaptasi, mampu menerima perubahan dengan baik dan sering disebut generasi yang tangguh, memiliki karakter mandiri dan loyal, sangat mengutamakan citra, ketenaran, dan uang; serta memiliki tipikal pekerja keras.

Namun tidak hanya memiliki kelebihan, Generasi X juga memiliki kekurangan yaitu selalu menghitung kontribusi terhadap hasil kerja.

Sementara itu, Generasi Y dengan jumlah 68.815.227 pemilih memiliki beberapa ciri diantaranya memiliki karakteristik yang berbeda antar individu tergantung dari strata ekonomi dan strata sosial keluarga dimana dia dibesarkan.

Selain itu Generasi Y memiliki kelebihan keterbukaan pola komunikasi dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh fanatisme pemakaian media sosial yang ketergantungan terhadap teknologi.

Di sisi yang lain Generasi Y lebih terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi sehingga mereka sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya. Satu hal yang juga menjadi kelemahan Generasi Y adalah perhatiannya yang berlebih terhadap wealth atau kekayaan yang dipengaruhi oleh gaya hidup individunya.

Generasi terakhir yang berada pada populasi mayoritas adalah Generasi Z dengan jumlah 46.798.450 pemilih. Pemilih dengan campuran antara Pemilih Pemula dan Pemilih Muda ini memiliki kemahiran dan gandrung akan teknologi informasi serta berbagai aplikasi komputer. Informasi yang dibutuhkan oleh generasi digital ini dibutuhkan untuk kepentingan pendidikan, pengetahuan, hingga entertainment dengan cepat dan mudah.

Generasi Z sangat suka dan sering berkomunikasi dengan semua kalangan melalui jejaring media sosial. Hal itu dibutuhkan sebagai ruang ekspresi yang dituangkan secara bebas sesuai dengan apa yang dirasakan serta dipikirkan saat itu juga.

Generasi Z cenderung memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan kultur dan sangat peduli dengan lingkungan. Hal ini didasarkan pada kebiasaan dalam berbagai aktifitas dalam satu waktu yang bersamaan agar serba cepat, tidak berbelit-belit dan bertele-tele. Misalnya saja aktifitas membaca, berbicara, menonton, hingga mendengarkan musik bisa dilakukan secara bersamaan oleh Generasi Z.

Namun terdapat beberapa kelemahan Generasi Z yang memiliki kecenderungan kurang bisa berkomunikasi secara verbal,  cenderung egosentris dan individualis, cenderung serba instan, tidak sabaran, dan tidak bisa menghargai proses.

Dari berbagai ciri-ciri generasi pemilih mayoritas tersebut sudah seharusnya menjadi prioritas KPU untuk menggeber program sosialisasi dan Pendidikan pemilih yang tepat.

Misalnya saja KPU harus mendorong para pemilih agar lebih peduli dan lebih berpartisipasi aktif untuk mengenalkan para peserta pemilu di luar tahapan kampanye yang hanya tersedia 75 hari dalam Pemilu Serentak 2024. 

Tentunya dengan mengedepankan Visi Indonesia Emas 2045 yang secara kebutuhan disediakan untuk diisi oleh Generasi X, Generasi Y dan Generasi Z, sembari menunggu Generasi Alpha yang lahir di atas tahun 2010, tumbuh menjadi generasi muda di tahun 2045.

Karena pada usia 100 tahun Indonesia Merdeka, generasi-generasi inilah yang akan mengisi dan mengerjakan visi Indonesia Emas 2045 dengan segala kelebihan dan kekurangannya.


Pekerjaan rumah KPU

Dari pandangan di atas, terdapat beberapa pekerjaan rumah KPU yang dapat dikerjakan untuk mendorong tingginya partisipasi masyarakat Pemilu 2024. Salah satunya adalah menerjemahkan Visi Indonesia Emas 2045 dalam program sosialisasi dan pendidikan pemilih agar target partisipasi masyarakat Pemilu Serentak 2024 tidak hanya mengejar kuantitas semata.

Misalnya saja melalui optimalisasi Rumah Pintar Pemilu dan Program Pendidikan Pemilih lainnya misal Diskusi, Seminar, Podcast, Focus Group Discussion, hingga Kompetisi Demokrasi dan Kepemiluan dapat diprioritaskan untuk menarik minat partisipasi lintas generasi yang dikorelasikan dengan Visi Indonesia Emas 2045.

Gerakan-gerakan sosial seperti Afirmasi Hak Perempuan, Inklusifitas Hak Disabilitas, Digitalisasi Pemilu melalui Aplikasi, Pencegahan Hoaks dan Ujaran Kebencian hingga isu Pemilu Ramah Lingkungan dapat menjadi arus utama dalam melengkapi Pendidikan Pemilih yang berorientasi pada Visi Indonesia Emas 2045.

Pemahaman tentang kebutuhan dari ciri-ciri lintas generasi dalam mengisi Visi Indonesia Emas 2045 harus tercermin dalam program sosialisasi dan Pendidikan pemilih yang diselenggarakan KPU.

Hal ini akan menjadi dorongan tersendiri dari peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu baik secara kuantitas maupun kualitas. Pemilih memiliki kepentingan untuk mencukupi kebutuhannya di masa mendatang, dan peserta pemilu juga memiliki kewajiban serta tanggung jawab untuk merealisasikannya pasca terpilih. Khususnya dalam menjalankan Visi Indonesia Emas 2045 dengan legitimasi penuh.

Nantinya pekerjaan rumah tersebut akan melengkapi Indeks Partisipasi Pemilu (IPP) dan Sistem Informasi Partisipasi Masyarakat (SiParmas) yang disusun oleh KPU RI. Program yang digagas Anggota KPU RI Divisi Sosialisi dan Pendidikan Pemilih, August Mellaz, ini sendiri akan dikerjakan oleh seluruh Satker KPU RI di 38 provinsi di Indonesia.

Sehingga diharapkan dapat melahirkan pemilih yang cerdas yang mampu memaknai proses pemilu sebagai sarana integrasi bangsa.


*) Penulis adalah Anggota KPU Kota Blitar periode 2019-2024, Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia.

Pewarta: Rangga Bisma Aditya *)

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023