Young Buddhist Association Indonesia (YBAI) bersama "studiagama.id" menggelar diskusi lintas agama tentang "Moderasi Beragama" demi upaya memperkuat toleransi hubungan antarumat di tengah keberagaman dinamika masyarakat Tanah Air.

Ketua Young Buddhist Association Indonesia Limanyono Tanto mengatakan diskusi ini sebagai upaya mendukung segala aktivitas moderasi beragama yang ada di kehidupan masyarakat.

"Karena dengan moderasi beragama inilah kami mampu menyebarkan ajaran agama Buddha, serta memperkokoh silaturahim dengan saudara-saudari kami antar umat beragama di Indonesia," kata dia melalui keterangan resmi yang diterima di Surabaya, Senin.

Diskusi itu diikuti oleh tiga tokoh pemuka agama, yakni Bhikkhu Dhammasubho Mahathera, Pendeta Aryanto Nugroho, dan KA. Widiantara.

Melalui diskusi itu tokoh agama Buddha Bhikkhu Dhammasubho Mahathera menyebut terdapat delapan unsur jalan tengah, yakni pengertian benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar, konsentrasi benar.

"Itulah jalan tengah. delapan unsur benar itu menurut Sidharta benar untuk diri sendiri, benar untuk orang lain, dan benar untuk lingkungan. Sehingga dengan pengertian benar itu, maka tidak ada lagi pertentangan dalam segala hal," ujarnya. 

Sementara, Pendeta Aryanto Nugroho menyebut penyebutan tuhan memang diucapkan secara berbeda oleh setiap penganut agama, namun perbedaan itu bukan menjadi alasan untuk memunculkan ketidakharmonisan antar umat beragama.

"Yesus Kristus menunjukkan bahwa relasi keberagamaan dengan Allah-nya itu tidak perlu memutus hubungan dengan sesama manusia. Makanya, ketika ditanya oleh ahli taurat apa sebenarnya inti ajaran-mu itu, dia menjawab inti ajaran-ku adalah kenal lah Allah yang satu itu dan kasih lah dia dengan sepenuh hati, dan kedua perlakukanlah sesama manusia itu seperti dirimu sendiri," ujarnya.

Tokoh agama Hindu KA. Widiantara yang juga Ketua Acarya Media Nusantara mengatakan di agamanya terdapat konsep atau ajaran "Tri Hita Karana", yang mengedepankan hidup berdampingan antarsesama manusia, toleransi, rasa damai, saling bertegur sapa, dan tak ada kebencian.

"Tri Hita Karana inilah yang menyebabkan kami hidup di dunia ini harmonis tanpa melihat latar belakangnya. Tri Hita Karana itu adalah Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan. Jadi, di ajaran kami diajarkan bahwa semua makhluk hidup itu semuanya bersaudara. Titik toleransinya ada di sana," ucapnya. 

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023