Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menerbitkan buku berjudul Public Interest in Energy Sector, yang membahas berbagai aspek energi baik nasional maupun global.

Buku yang merupakan rangkuman dan penyempurnaan dari tulisan-tulisan Arcandra, yang kini menjabat Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) itu, membahas berbagai aspek kebijakan, inovasi teknologi, kendaraan listrik, dan isu-isu energi di Indonesia dan dunia yang ditulis melalui akun media sosial pribadinya yaitu Instagram dan Facebook @arcandra.tahar sejak enam tahun lalu.

Menurut Arcandra, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, tulisan dalam bukunya merupakan bagian dari pengalamannya sewaktu mendapat amanah sebagai Menteri ESDM periode 2016 dan Wakil Menteri ESDM periode 2016-2019.

Demikian juga pengetahuannya ketika belajar dan bekerja selama lebih dari 20 tahun di industri migas dunia, khususnya di Amerika Serikat.

"Terima kasih kepada para follower dan pembaca yang terus menyemangati dan memberikan masukan mengenai tulisan-tulisan kami. Karena banyaknya keinginan dari pembaca juga, kami akhirnya menyusun rangkaian tulisan tersebut menjadi sebuah buku. Harapan kami, buku ini bisa dibaca secara lebih luas, terutama kepada generasi muda agar dapat memahami berbagai aspek mengenai energi," katanya saat peluncuran bukunya di Jakarta, Rabu (5/7/2021).

Acara peluncuran buku Arcandra dirangkai dengan diskusi energi dan bedah buku yang menghadirkan Purnomo Yusgiantoro (Menteri ESDM 2000-2009), Ignasius Jonan (Menteri ESDM 2016-2019) dan Darmawan Prasodjo (Direktur Utama PLN).

Hadir pula Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Kerja periode 2014-2019, tokoh nasional, pejabat ESDM dan SKK Migas, dan juga jurnalis.

Dalam kata sambutannya di buku tersebut, Presiden Joko Widodo menyampaikan sebagai negara dengan populasi penduduk yang besar dan ekonomi yang tumbuh positif, kebutuhan energi Indonesia akan terus meningkat.

Untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi itu, diperlukan peningkatan investasi di sektor migas dan pemerintah telah melakukan transformasi penyederhanaan perizinan dan memberikan kepastian hukumnya melalui UU Cipta Kerja.

Presiden juga menyampaikan Pemerintah Indonesia memerlukan keterlibatan, dukungan, dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk menjawab berbagai tantangan transisi energi baru terbarukan dan rendah karbon yang adil dan merata serta menjamin kesejahteraan masyarakat Indonesia.

"Buku ini memuat pengalaman, keahlian, ide dan gagasan otentik dari Arcandra Tahar sebagai seorang ahli di sektor energi. Tidak hanya menjabarkan berbagai tindakan, praktik-praktik baik dan inisiatif kebijakan yang telah dilakukan, namun juga memuat langkah-langkah strategis yang dapat diambil untuk menjawab tantangan masa depan. Dengan berbagai inisiatif dan inovasi tersebut, harapannya ketahanan energi nasional dapat terwujud secara berkelanjutan serta mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap sumber energi tertentu," kata Presiden.

Sementara, Ignasius Jonan, dalam tulisan pengantar buku mengatakan pada periode 2016-2019, saat dirinya sebagai Menteri ESDM dan Arcandra sebagai Wamen ESDM, secara bersama-sama berusaha membuat kebijakan yang mendorong pengelolaan energi dan sumber daya alam bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Selain menjadi amanat UUD 1945 Pasal 33, komitmen tersebut menjadi prioritas kebijakan Presiden Joko Widodo.

Itulah sebabnya, serangkaian kebijakan di sektor energi ditujukan bagi kepentingan rakyat seperti kebijakan BBM Satu Harga di seluruh wilayah Indonesia.

Selama periode 2016-2019, lanjut Jonan, banyak kebijakan Kementerian ESDM yang membuktikan kemampuan bangsa mengelola sumber daya alamnya.

Seperti pengelolaan Blok Migas Rokan oleh PT Pertamina (Persero), pengambilalihan 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) oleh Mind ID serta keberhasilan program B30 yang membuat kebutuhan solar nasional tidak perlu lagi diimpor.

"Berbagai aspek kebijakan di Kementerian ESDM tadi ditulis kembali secara runtut oleh Pak AT (Arcandra Tahar) dalam bukunya ini. Selain tentunya banyak isu-isu lain yang patut untuk dibaca dan dipahami," ujarnya.

Isu lain itu seperti soal pemerintah menghitung formula harga BBM di dalam negeri, isu nikel dan industri mobil listrik nasional serta isu-isu terkini mengenai krisis energi di Eropa sebagai dampak perang Rusia-Ukraina dan pulihnya ekonomi global pascapandemi COVID-19.

"Selamat membaca dan memahami berbagai isu-isu menarik terkait energi dan sumber daya alam yang ditulis dengan apik dan epik oleh Pak AT," tulis Jonan.(*)

Pewarta: Kelik Dewanto

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023