Nusa Dua, Bali - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengatakan menjelang 10 tahun peringatan 11 September (11/9), belum ada indikasi kegiatan teroris di Indonesia namun aparat keamanan tetap waspada. "Sampai saat ini tidak ada indikasi spesifik akan terjadi. Tapi saya tidak katakan tidak ada kemungkinan aksi teror. Namun kita selalu waspada," kata Ansyaad Ansyaad usai penutupan Seminar "Deradikalisasi dan Kontribusinya Menuju Dunia Yang Damai dan Toleran", di Nusa Dua, Bali, Jumat. Sebelumnya diberitakan, pemerintah AS mengingatkan warganya untuk senantiasa waspada terhadap serangan teroris. Peringatan ini dikemukakan oleh Menhan AS Leon Panetta menjelang peringatan 10 tahun serangan ke menara kembar WTC di New York. Akhir-akhir ini, menurut Ansyaad, dirinya juga sering ditanya oleh wartawan luar negeri dengan inti pertanyaan yang sama yakni kemungkinan serangan teroris di Indonesia jelang peringatan serangan terhadap WTC. Ansyaad mengatakan terorisme di Indonesia berbeda dengan di luar negeri. Teroris di Indonesia tidak tergantung pada peristiwa 11 September. "Karena karakteristiknya beda," katanya. Ia mengatakan, idiologi teroris internasional dipengaruhi oleh Osama Bin Laden. Sementara itu kegiatan radikal di Indonesia sudah ada sebelum Osama bin Laden. Namun, katanya, hal itu bukan berarti Indonesia tidak waspada. Musuh teroris di Indonesia juga bukan hanya Barat namun juga aparat dan pemerintah. "Kita tetap waspada untuk melindungi kepentinghan kita, melindungi masyarakat," katanya lagi. Sebelumnya Ansyaad Mbai mengatakan sekitar 80-90 persen pengunjung situs radikal di Asia Tenggara (Asteng) berasal dari Indonesia sehingga perlu upaya mengatasi hal tersebut. "Di Asia Tenggara ada puluhan situs yang digunakan untuk kampanye, sebagai corong kelompok radikal. Dari puluhan ini ternyata pengunjung situs, 80-90 persen adalah dari Indonesia," katanya.

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011