Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mendorong sekolah menerapkan pengelolaan sampah secara baik dan berkelanjutan melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
"Kami mendatangkan 20 orang promotor UKS untuk dibina. Mereka akan dibekali ilmu tentang pengelolaan sampah di sekolah," ujar Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Kabupaten Banyuwangi Soekardjo dalam acara Praktik Baik Edukasi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan pada Program UKS di Banyuwangi, Jatim, Selasa.
Para promotor UKS sekolah di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama dibimbing oleh tim promotor UKS Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Kabupaten Banyuwangi, dan "Banyuwangi Hijau".
Menurut Soekardjo, program pendampingan ini merupakan tahap kedua, dan sebelumnya sebanyak 12 sekolah telah lebih dulu didampingi dalam hal pengelolaan sampah.
Beberapa dari sekolah itu, katanya, telah mampu menerapkan proses pengelolaan sampah dengan cara memilah. Para siswa di sekolah-sekolah tersebut juga mulai terbiasa untuk memilah sampah dan membuangnya sesuai jenis.
"Pengelolaan sampah harus dimulai dari dini. Caranya dengan mengubah perilaku dari sekolah. Ini selaras dengan program Banyuwangi Hijau," ujar Soekardjo.
Dua sekolah di Banyuwangi, kata dia, juga telah memiliki tempat penampungan sampah yang jaraknya ideal, yakni beberapa ratus meter dari ruang-ruang yang ada di sekolah.
Dia menyebutkan, saat ini 12 sekolah yang telah didampingi juga telah mampu mengelola sampah secara baik.
"Minimal para siswanya telah terbiasa untuk membuang sampah sesuai dengan jenisnya," kata Soekardjo.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi Dwi Handayani mengatakan sebelumnya pemerintah daerah setempat telah meluncurkan program pengendalian sampah yang bertajuk "Banyuwangi Hijau" sebagai upaya melakukan langkah konkret mengendalikan sampah plastik.
"Kami terus berkomitmen melakukan upaya pengendalian sampah, khususnya sampah plastik. Kami menggelar sejumlah kegiatan untuk mengampanyekan pengendalian sampah. Termasuk dengan sekolah-sekolah ini, harapannya akan prilaku di sekolah ini akan diterapkan di lingkungan rumahnya sehingga bisa menjadi budaya di generasi muda ini kelak," ujarnya.
Kepala UPT Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi, Amrulloh menyampaikan program pendampingan lewat UKS bertujuan untuk mewujudkan sekolah peduli lingkungan.
Dia juga mengemukakan bahwa Kabupaten Banyuwangi memiliki program Sekolah Adiwiyata yang menjadikan pengelolaan sampah menjadi salah satu indikator penilaiannya.
"Di Banyuwangi, 15 persen sekolah sudah memenuhi kriteria indikator itu. Kami harap jumlah sekolah yang mampu mengelola sampah secara baik dan berkelanjutan bakal bertambah," tuturnya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Kami mendatangkan 20 orang promotor UKS untuk dibina. Mereka akan dibekali ilmu tentang pengelolaan sampah di sekolah," ujar Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Kabupaten Banyuwangi Soekardjo dalam acara Praktik Baik Edukasi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan pada Program UKS di Banyuwangi, Jatim, Selasa.
Para promotor UKS sekolah di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama dibimbing oleh tim promotor UKS Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Kabupaten Banyuwangi, dan "Banyuwangi Hijau".
Menurut Soekardjo, program pendampingan ini merupakan tahap kedua, dan sebelumnya sebanyak 12 sekolah telah lebih dulu didampingi dalam hal pengelolaan sampah.
Beberapa dari sekolah itu, katanya, telah mampu menerapkan proses pengelolaan sampah dengan cara memilah. Para siswa di sekolah-sekolah tersebut juga mulai terbiasa untuk memilah sampah dan membuangnya sesuai jenis.
"Pengelolaan sampah harus dimulai dari dini. Caranya dengan mengubah perilaku dari sekolah. Ini selaras dengan program Banyuwangi Hijau," ujar Soekardjo.
Dua sekolah di Banyuwangi, kata dia, juga telah memiliki tempat penampungan sampah yang jaraknya ideal, yakni beberapa ratus meter dari ruang-ruang yang ada di sekolah.
Dia menyebutkan, saat ini 12 sekolah yang telah didampingi juga telah mampu mengelola sampah secara baik.
"Minimal para siswanya telah terbiasa untuk membuang sampah sesuai dengan jenisnya," kata Soekardjo.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi Dwi Handayani mengatakan sebelumnya pemerintah daerah setempat telah meluncurkan program pengendalian sampah yang bertajuk "Banyuwangi Hijau" sebagai upaya melakukan langkah konkret mengendalikan sampah plastik.
"Kami terus berkomitmen melakukan upaya pengendalian sampah, khususnya sampah plastik. Kami menggelar sejumlah kegiatan untuk mengampanyekan pengendalian sampah. Termasuk dengan sekolah-sekolah ini, harapannya akan prilaku di sekolah ini akan diterapkan di lingkungan rumahnya sehingga bisa menjadi budaya di generasi muda ini kelak," ujarnya.
Kepala UPT Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi, Amrulloh menyampaikan program pendampingan lewat UKS bertujuan untuk mewujudkan sekolah peduli lingkungan.
Dia juga mengemukakan bahwa Kabupaten Banyuwangi memiliki program Sekolah Adiwiyata yang menjadikan pengelolaan sampah menjadi salah satu indikator penilaiannya.
"Di Banyuwangi, 15 persen sekolah sudah memenuhi kriteria indikator itu. Kami harap jumlah sekolah yang mampu mengelola sampah secara baik dan berkelanjutan bakal bertambah," tuturnya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023